A.
MANUSIA
Manusia adalah makhluk sosial yang
senantiasa membutuhkan orang lain, oleh karena itu manusia senantiasa
membutuhkan interaksi dengan manusia yang lain. Seorang Antropologi Indonesia yaitu Koentjaraningrat
menyatakan bahwa masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi
menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat terus menerus, dan
yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama.
Pandangan yang dikemukakan oleh
Koentjaraningrat tersebut menegaskan bahwa di dalam masyarakat terdapat
berbagai komponen yang saling berinteraksi secara terus menerus sesuai dengan
sistem nilai dan sistem norma yang di anutnya. Interaksi antar komponen
tersebut dapat terjadi antara individu dengna individu, antara lain individu
dengan kelompok, maupun antara kelompok dengan kelompok.
Unsur-unsur
yang memangun manusia :
Terdapat 2 klasifikasi, yaitu
unsur jasmani dan rohani. Ada 2 pandangan tentang unsur-unsur yang membangun
manusia :
1. Manusia itu terdiri atas 4 unsur yang paling berkaitan,
yaitu:
a. Jasad, yaitu badan kasar manusia yang nampak, dapat
dilihat, dapat difoto, dan menempati ruang dan waktu.
b. Hayat, yaitu mengandung unsur hidup yang ditandai
dengan gerak.
c. Ruh, yaitu bimbingan dan pimpinan tuhan, daya yang
bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran.
d. Nafas, dalam pengertian diri atau keakuan yaitu
kesadaran akan diri sendiri.
2. Manusia sebagai satu kepribadian mengandung 3 unsur,
yaitu:
a. Id merupakan struktur kepribadianyang paling primitive
dan paling tidak tampak. Id merupakan libido murni atau energi psikis yang
menunjukkan ciri alami yang irrasional dan terkait dengan sex.
b. Ego merupakan bagian atau struktur kepribadian. Berperan menghubungkan energi Id ke dalam saluran sosial yang dapat dimengerti
oleh orang lain. Perkembangan ego terjadi antara usia satu dan dua tahun.
c. Superego merupakan struktur kepribadian yang paling
akhir, pada usia sekitar lima tahunan. Dibandingkan dengan id dan ego, superego
berkembang secara internal dalam diri individu, dan superego terbentuk dari
lingkugan eksternal.
B.
HAKIKAT MANUSIA
Hakikat manusia adalah peran ataupun fungsi yang harus dijalankan
oleh setiap manusia. Kata manusia berasal dari kata ” manu ”
dari bahasa Sanksekerta atau ” mens ” dari bahasa Latin yang
berarti berpikir, berakal budi, atau bisa juga dikatakan ” homo ”
yang juga berasal dari bahasa Latin.
Hal yang paling penting dalam membedakan manusia dengan makhluk
lainnya adalah dapat dikatakan bahwa manusia dilengkapi dengan akal, pikiran,
perasaan dan keyakinan untuk mempertinggi kualitas hidupnya di dunia.
Manusia merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki
derajat paling tinggi di antara ciptaan yang lain. Pada dasarnya manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan
kedudukan sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Berikut penjelasan
yang lebih rinci mengenai makhluk individu dan makhluk sosial.
·
Pengertian Manusia
Sebagai Makhluk Individu
Manusia
sebagai makhluk individu mempunyai sifat-sifat individu khas yang berbeda
dengan manusia lainnya. Manusia berbeda dengan manusia lainnya.
Manusia sebagai individu bersifat nyata, yaitu mereka berupaya untuk
selalu merealisasikan kepentingan, kebutuhan, dan potensi pribadi yang
dimilikinya.
Hal tersebut akan terus menerus berkembang menyesuaikan
dengan perkembangan kehidupan yang dialaminya dan pertumbuhan yang ada pada
dirinya. Setiap manusia senantiasa akan berusaha mengembangkan kemampuan
pribadinya guna memenuhi berbagai kebutuhan dan mempertahankan hidupnya.
·
Pengertian Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial,
artinya makhluk yang tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Setiap
manusia normal memerlukan orang lain dan hidup bersama-sama dengan orang lain
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kenyataan ini sesuai dengan pendapat
Aristoteles, menyatakan bahwa manusia adalah zoom politicon,
yang berarti selain sebagai makhluk individu, manusia juga termasuk dalam
makhluk sosial yang harus berinteraksi dengan manusia lain.
Kepribadian
diartikan sebagai suatu pola sikap yang mencerminkan sifat atau karakter
seseorang dengan lingkungannya. Kepribadian bangsa timur dapat diartikan
sebagai suatu sikap yang dimiliki oleh suatu negara yang menentukan penyesuaian
dirinya yang unik terhadap lingkungannya.
Kepribadian
bangsa timur pada umumnya merupakan kepribadian yang mempunyai sifat tepo
seliro atau memiliki sifat toleransi yang tinggi. Dalam berdemokrasi bangsa
timur umumnya aktif dalam mengutarakan aspirasi rakyat. Seperti di negara
Korea, dalam berdemokrasi mereka duduk sambil memegang poster protes dan di
Negara Thailand, mereka berdemokrasi dengan tertib dan damai.
Kepribadian
bangsa timur juga identik dengan tutur kata yang lemah lembut dan sopan dalam
bergaul maupun dalam berpakaian. Terdapat ciri khas dalam berbagai negara yang
mencerminkan negara tersebut memiliki suatu kepribadian yang unik. Misalnya
masyarakat Indonesia khususnya daerah Jawa. Sebagian besar mereka bertutur kata
dengan lembut dan sopan. Dan terdapat beberapa aturan atau larangan yang tidak
boleh dilakukan menurut versi orang dulu yang sebenarnya menurut orang Jawa itu
suatu nasihat yang membangun. Misalnya tidak boleh duduk di depan pintu. Hal
tersebut merupakan ciri khas kepribadian yang unik.
Bangsa
timur erat kaitannya dengan rasa sosialisasi dan rasa solidaritas yang tinggi.
Misalnya saling tolong menolong dan bergotong royong yang dilakukan
bersama-sama. Hal tersebut bagi bangsa timur merupakan suatu sikap yang
bertujuan untuk mempererat tali persaudaraan.
Bangsa timur juga memiliki
kebudayaan yang masih kental dari negara atau daerah masing-masing. Masih ada
adat-adat atau upacara tertentu yang masih dilaksanakan oleh bangsa timur.
Misalnya bangsa Indonesia masih banyak yang melaksanakan upacara-upacara adat
dan tarian khas dari masing-masing daerah. Contohnya daerah Bali yang masih
melaksanakan tarian khas daerahnya yaitu tarian pendet, kecak, tarian barong.
Terbuka dengan negara lain merupakan salah satu kepribadian yang dimilki oleh
bangsa timur. Mereka menjalin kerjasama antara bangsa yang satu dengan bangsa
yang lain yang tergabung dalam ASEAN.
Bagan Psiko-Sosiogram Manusia :
Penjelasan:
o
Nomor 7 dan nomor 6 disebut daerah tak sadar dan sub
sadar. Kedua lingkaran itu berada di daerah pedalaman dari alam jiwa individu
dan terdiri dari bahan pikiran dan gagasan yang telah terdesak ke dalam,
sehingga tidak disadari lagi oleh individu yang bersangkutan.
o
Nomor 5 disebut kesadaran yang tak dinyatakan
(unexpressed conscious). Lingkaran itu terdiri dari pikiran-pikiran dan
gagasan-gagasan yang disadari oleh si individu yang bersangkutan, tetapi
siapapun juga dalam lingkarannya.
o
Nomor 4 disebut kesadaran yang dinyatakan (expressed
conscious). Lingkaran ini di dalam alam jiwa manusia mengandung
pikiran-pikiran, gagasan-gagasan, dan perasaan-perasaan yang dapat dinyatakan
secara terbuka oleh si individu kepada sesamanya, yang dengan mudah diterima
dan dijawab oleh sesamanya.
o
Nomor 3 disebut limgkaran hubungan karib, mengandung
konsepsi tentang orang-orang, binatang-binatang, atau benda-benda yang oleh si
individu diajak bergaul secara mesra dan karib, yang bisa dipakai sebagai
tempat berlindung dan tempat mencurahkan isi hati apabila ia sedang terkena
tekananbatin atau dikejar-kejar oleh kesedihan dan oleh masalah-masalah hidup
yang menyulitkan.
o Nomor 2 disebut lingkaran hubungan berguna, tidak
lagi ditandai oleh sikap sayang dan mesra, melainkan ditentukan oleh fungsi
kegunaan dari orang, binatang atau benda-benda itu bagi dirinya.
o Nomor 1 disebut lingkaran hubungan jarak jauh,
terdiri dari pikiran dan sikap dalam alam jiwa manusia tentang manusia,
benda-benda, alat-alat, pengetahuan dan adat yang ada dalam kebudayaan dan
masyarakat sendiri, tetapi yang jarang sekali mempunyai arti dan pengaruh
langsung terhadap kehidupan sehari-hari.
o Nomor 0 disebut lingkaran dunia luar, terdiri dari
pikiran-pikiran dan anggapan-anggapan yang hampir sama dengan lingkaran nomor
1, hanya bedanya terdiri dari pikiran-pikiran dan anggapan-anggapan tentang
orang dan hal yang terletak di luar masyarakat dan negara Indonesia, dan
ditanggapi oleh individu bersangkutan dengan sikap masa bodoh.
D. KEBUDAYAAN
Secara
etimologis kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta “budhayah”, yaitu bentuk
jamak dari budhi yang berarti budi atau akal. Sedangkan ahli antropologi yang
memberikan definisi tentang kebudayaan secara sistematis dan ilmiah adalah E.B.
Tylor dalam buku yang berjudul “Primitive Culture”, bahwa kebudayaan adalah
keseluruhan kompleks yang di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan lain, serta
kebiasaan yang didapat manusia sebagai anggota masyarakat. Pada sisi yang agak
berbeda.
Koentjaraningrat
mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan manusia dari kelakuan dan hasil
kelakuan yang teratur oleh tata kelakuan yang harus didapatkanya dengan belajar
dan yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat. Dari beberapa pengertian
tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem
gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia untuk memenuhi kehidupannya dengan
cara belajar, yang semuanya tersusun dalam kehidupanan masyarakat.
Secara lebih jelas
dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Kebudayaan adalah
segala sesuatu yang dilakukan dan dihasilkan manusia, yang meliputi:
a. kebudayaan materiil
(bersifat jasmaniah), yang meliputi benda-benda ciptaan manusia, misalnya kendaraan,
alat rumah tangga, dan lain-lain.
b. Kebudayaan
non-materiil (bersifat rohaniah), yaitu semua hal yang tidak dapat dilihat dan
diraba, misalnya agama, bahasa, ilmu pengetahuan, dan sebagainya.
2. Kebudayaan itu tidak
diwariskan secara generatif (biologis), melainkan
hanya mungkin diperoleh dengan cara
belajar.
3.
Kebudayaan diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Tanpa masyarakat kemungkinannya sangat kecil untuk membentuk kebudayaan.
Sebaliknya, tanpa kebudayaan tidak mungkin manusia (secara individual maupun
kelompok) dapat mempertahankan kehidupannya. Jadi, kebudayaan adalah hampir
semua tindakan manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Tokoh-tokoh Kebudayaan :
Ø Tokoh politik
Indonesia:
1)
Adnan Buyung Nasution
2)
Akbar Tandjung
3)
Amien Rais
4)
Susilo Bambang Yudohyono
Ø Tokoh ekonomi:
1)
Boediono
2)
Revrisond Baswir
3)
Widjojo Nitisastro
Ø Tokoh sastra:
1)
W.s Rendra
2)
Sultan Takdir Alisjahbana
3)
H.B. Jassin
4)
Taufik Ismail
5)
Pramoedya Anata Toer
6)
Goenawan Mohammad
7)
Kuntowijoyo
8)
Radhar Panca Dahana
E.
UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN
Suatu
kebudayaan tidak akan pernah ada tanpa adanya beberapa sistem yang mendukung
terbentuknya suatu kebudayaan, sistem ini kemudian disebut sebagai unsur yang
membentuk sebuah budaya, mulai dari bahasa, pengetahuan, tekhnologi dan lain
lain. semua itu adalah faktor penting yang harus dimiliki oleh setiap
kebudayaan untuk menunjukkan eksistensi mereka.
1.
Bahasa
yaitu suatu
sistem perlambangan yang secara arbitrel dibentuk atas unsur–unsur bunyi ucapan
manusia yang digunakan sebagai gagasan sarana interaksi.
2.
Sistem Pengetahuan
yaitu semua
hal yang diketahui manusia dalam suatu kebudayaan mengenai lingkungan alam maupun
sosialnya menurut azas–azas susunan tertentu.
3.
Organisasi Sosial
yaitu
keseluruhan sistem yang mengatur semua aspek kehidupan masyarakat dan merupakan
salah satu dari unsur kebudayaan universal.
4.
Sistem Peralatan Hidup dan Tekhnologi
yaitu
rangkaian konsep serta aktivitas mengenai pengadaan, pemeliharaan, dan
penggunaan sarana hidup manusia dalam kebudayaannya.
5.
Sistem Mata Pencarian Hidup
yaitu rangkaian
aktivitas masyarakat yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam
konteks kebudayaan.
6.
Kesenian
yaitu suatu
sistem keindahan yang didapatkan dari hasil kebudayaan serta memiliki nilai dan
makna yang mendukung eksistensi kebudayaan tersebut.
7. Sistem
Religi
yaitu
rangkaian keyakinan mengenai alam gaib, aktivitas upacaranya serta sarana yang
berfungsi melaksanakan komunikasi manusia dengan kekuatan alam gaib.
F.
WUJUD KEBUDAYAAN
Menurut J.J.
Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: Gagasan, Aktivitas, dan
Artefak.
1.
Gagasan (wujud ideal)
Wujud ideal
kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan,
nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak;
tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam
kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut
menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan
ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga
masyarakat tersebut.
2.
Aktivitas (tindakan)
Aktivitas
adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam
masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem
sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi,
mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola
tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam
kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
3.
Artefak (karya)
Artefak adalah
wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya
semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat
diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga
wujud kebudayaan.
G.
ORIENTASI
NILAI BUDAYA
Kebudayaan sebagai karya mnusia yang memiliki sistem
nilai.
Menurut C.Kluckhon dalam karyanya Variation in Value Orientation (1961) sistem nilai budaya dalam semua kebudayaan di dunia, universal memiliki 5 Masalah pokok kehidupan manusia yaitu:
Menurut C.Kluckhon dalam karyanya Variation in Value Orientation (1961) sistem nilai budaya dalam semua kebudayaan di dunia, universal memiliki 5 Masalah pokok kehidupan manusia yaitu:
1.
Hakekat
Hidup Manusia
Hakekat hidup untuk setiap kebudayaan berbeda secara
ekstrem : ada yang berusaha memadamkan hidup, adapula dengan pola-pola kelakuan
tertentu menganggap hidup sebagai suatu hal yang baik.
2.
Hakekat
Karya Manusia
Setiap budaya hakekatnya berbeda-beda, diantaeanya da
yang beranggapan bahwa kerya bertujuan untuk hidup, karya memeberikan
kehormatan dan tahta, karya merupakan gerak hidup untuk menambah karya lagi.
3.
Hakekat
Waktu Manusia
Hakekat waktu untuk setiap kebudayaan berbeda; ada yang
berpandangan mementingkan orientasi masa lampau, ada yang berorientasi pada
masa kini, ada pula yang masa depan.
4.
Hakekat
Alam Manusia
Ada kebudayaan yang menganggap manusia harus
mengxploitasi alam dan memanfaatkan alam sebaik mungkin. Ada juga yang
menganggap manusia harus selaras dengan alam dan menyerah pada alam.
5.
Hakekat
Hubungan Manusia
Dalam hal ini da yang mementingkan hubungan manusia
dengan manusia, adpula yang berpandangan individualis.
H.
PERUBAHAN
KEBUDAYAAN
Faktor
yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsur kebudayaan :
Berikut ini
merupakan faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsur
kebudayaan :
a. Terbiasanya masyarakat tersebut mempunyai
hubungan/kontak kebudayaan dengan orang-orang yang berasal dari luar masyarakat
tersebut, yang mempunyai kebudayaan yang berbeda. Sebuah masyarakat yang
terbuka bagi hubungan-hubungan dengan orang yang beraneka ragam kebudayaannya,
cenderung menghasilkan warga masyarakat yang bersikap terbuka terhadap
unsur-unsur kebudayaan asing. Sikap mudah menerima kebudayaan asing lebih-lebih
lagi nampak menonjol kalau masyarakat tersebut menekankan pada ide bahwa
kemajuan dapat dicapai dengan adanya sesuatu yang baru, yaitu baik yang datang
dan berasal dari dalam masyarakat itu sendiri, maupun yang berasal dari
kebudayaan yang datang dari luar.
b. Kalau pandangan hidup dan nilai-nilai yang
dominan dalam kebudayaan tersebut ditentukan oleh nilai-nilai yang bersumber
pada ajaran agama; dan ajaran ini terjalin erat dalam keseluruhan pranata yang
ada dalam masyarakat tersebut; maka penerimaan unsur-unsur kebudayaan yang baru
atau asing selalu mengalami kelambatan karena harus di sensor dulu oleh
berbagai ukuran yang berlandaskan pada ajaran agama yang berlaku. Dengan demikian,
suatu unsur kebudayaan baru akan dapat diterima jika unsur kebudayaan yang baru
tersebut tidak bertentangan dengan ajaran agama yang berlaku, dan karenanya
tidak akan merusak pranata-pranata yang sudah ada.
c. Corak struktur sosial suatu masyarakat turut
menentukan proses penerimaan unsur kebudayaan baru. Suatu struktur sosial yang
didasarkan atas sistem otoriter akan sukar untuk dapat menerima suatu unsur
kebudayaan baru, kecuali kalau unsur kebudayaan baru tadi secara langsung atau
tidak langsung dirasakan oleh rezim yang berkuasa sebagai sesuatu yang
menguntungkan mereka.
d. Suatu unsur kebudayaan baru dengan lebih
mudah diterima oleh suatu masyarakat kalau sebelumnya sudah ada unsur-unsur
kebudayaan yang menjadi landasan bagi diterimanya unsur kebudayaan yang baru
tersebut. Di pedesaan di pulau Jawa, adanya sepeda sebagai alat pengangkut
dapat menjadi landasan memudahkan di terimanya sepeda motor di daerah pedesaan
di Jawa; dan memang dalam kenyataan demikian.
e. Sebuah unsur baru yang mempunyai skala
kegiatan yang terbatas dan dapat dengan mudah dibuktikan kebenarannya oleh
warga masyarakat yang bersangkutan, dibandingkan dengan sesuatu unsur
kebudayaan yang mempunyai skala luas dan yang sukar secara konkrit dibuktikan
kegunaannya. Contohnya adalah diterimanya radio transistor dengan mudah oleh
warga masyarakat Indonesia, dan bahkan dari golongan berpenghasilan rendah
merupakan benda yang biasa dipunyai.
Penyebab
terjadinya gerak/perubahan kebudayaan :
Perubahan
sosial dan kebudayaan di masyarakat dapat terjadi karena adanya sebab-sebab
yang berasal dari masyarakat sendiri atau yang berasal dari luar masyarakat.
a. Sebab-Sebab
yang Berasal dari Dalam Masyarakat (Sebab Intern)
Berikut ini
sebab-sebab perubahan social yang bersumber dari dalam masyarakat (sebab intern)
:
1. Dinamika penduduk, yaitu pertambahan dan
penurunan jumlah penduduk.
2. Adanya penemuan-penemuan baru yang berkembang
di masyarakat, baik penemuan yang bersifat baru (discovery) ataupun penemuan
baru yang bersifat menyempurnakan dari bentuk penemuan lama (invention).
3. Munculnya berbagai bentuk pertentangan (conflict)
dalam masyarakat.
4. Terjadinya pemberontakan atau revolusi
sehingga mampu menyulut terjadinya perubahan-perubahan besar. Misalnya,
Revolusi Rusia (Oktober 1917) yang mampu menggulingkan pemerintahan kekaisaran
dan mengubahnya menjadi sistem diktator proletariat yang dilandaskan pada
doktrin Marxis. Revolusi tersebut menyebabkan perubahan yang mendasar, baik
dari tatanan negara hingga tatanan dalam keluarga.
b. Sebab-Sebab
yang Berasal dari Luar Masyarakat (Sebab Ekstern)
Perubahan
sosial dan kebudayaan juga dapat terjadi karena adanya sebab-sebab yang berasal
dari luar masyarakat (sebab ekstern). Berikut ini sebab-sebab yang berasal dari
luar masyarakat :
1. Adanya pengaruh bencana alam. Kondisi ini
terkadang memaksa masyarakat suatu daerah untuk mengungsi meninggalkan tanah
kelahirannya. Apabila masyarakat tersebut mendiami tempat tinggal yang baru,
maka mereka harus menyesuaikan diri dengan keadaan alam dan lingkungan yang
baru tersebut. Hal ini kemungkinan besar juga dapat memengaruhi perubahan pada
struktur dan pola kelembagaannya.
2. Adanya peperangan, baik perang saudara maupun
perang antarnegara dapat me-nyebabkan perubahan, karena pihak yang menang
biasanya akan dapat memaksakan ideologi dan kebudayaannya kepada pihak yang
kalah.
3. Adanya pengaruh kebudayaan masyarakat lain.
Bertemunya dua kebudayaan yang berbeda akan menghasilkan perubahan. Jika
pengaruh suatu kebudayaan dapat diterima tanpa paksaan, maka disebut
demonstration effect. Jika pengaruh suatu kebudayaan saling menolak, maka
disebut cultural animosity. Jika suatu kebudayaan mempunyai taraf yang lebih
tinggi dari kebudayaan lain, maka akan muncul proses imitasi yang lambat laun
unsur-unsur kebudayaan asli dapat bergeser atau diganti oleh unsur-unsur
kebudayaan baru tersebut.
I.
HUBUNGAN
MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
Secara bahasa, manusia
berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir,
berakal budi atau makhluk yang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain).
Sedangkan secara umum pengertian kebudayaan merupakan jalan atau arah didalam bertindak
dan berfikir untuk memenuhi kebutuhan hidup baik jasmani maupun rohani.
Manusia dan kebudayaan pada
hakekatnya memiliki hubungan yang sangat erat, dan hampir semua tindakan dari
seorang manusia itu merupakan kebudayaan.
Manusia mempunyai empat kedudukan terhadap
kebudayaan yaitu sebagai :
1. Penganut
Kebudayaan,
2.
Pembawa Kebudayaan,
3.
Manipulator Kebudayaan dan
4.
Pencipta Kebudayaan.
Disamping
itu, kebudayaan manusia itu menciptakan suatu keindahan yang biasa kita sebut
dengan suatu seni. Keindahan atau seni dibutuhkan oleh setiap manusia agar
kehidupan yang dijalaninya menjadi lebih baik.
Manusia
dan keindahan atau seni memang tidak bisa dipisahkan sehingga diperlukan
pelestarian bentuk keindahan yang dituangkan dalam berbagai bentuk kesenian
(seni rupa, seni suara, maupun seni pertunjukkan) yang nantinya menjadi bagian
dari kebudayaannya yang dapat dibanggakan.
Sebuah
kebudayaan besar memiliki sub-kebudayaan (atau biasa disebut sub-kultur), yaitu
sebuah kebudayaan yang memiliki sedikit perbedaan dalam hal perilaku dan
kepercayaan dari kebudayaan induknya.
Munculnya
sub-kultur disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya karena perbedaan umur,
ras, etnisitas, kelas, aesthetic, agama, pekerjaan, pandangan politik dan
gender.
contoh “Manusia dan Kebudayaan” dalam kehidupan
sehari-hari :
Manusia dan kebudayaan merupakan hal yang memiliki
keterkaitan sangat erat satu dengan lainnya. Mengapa demikian? dikarenakan
apapun tindakan yang dilakukan oleh manusia akan menghasilkan sebuah
kebudayaan.
Di indonesia sendiri, terdapat berbagai contoh
adanya keterkaitan antara manusia dan kebudayaan dalam kehidupan sehari-hari.
Seperti halnya saja contoh konkritnya yaitu bergotong royong. Gotong royong
merupakan ciri khas dari kebudayaan Indonesia yang sampai saat ini masih sering
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sejak zaman leluhur.
Dengan adanya
gotong royong dapat membuat sesama manusia saling meolong satu sama lainnya.
Namun di zaman moderen seperti saat ini, bergotong royong tampaknya sudah
jarang kita temui di daerah perkotaan. Karena daerah perkotaan cenderung dengan
manusia –manusia yang menganut kebudayaan individual dengan mengandalkan ego
masing-masing.
Kebudayaan juga tidak hanya berasal dari perilaku.
Kebudayaan bisa berasal dari sebuah karya seni. Seperti halnya saja sebuah
karya seni tari. Di Indonesia karya seni tari merupakan sebuah aspek yang harus
dilestarikan keberadaannya. Namun pada kenyataannya generasi sekarang kurang
merespon untuk melestarikan karya-karya seni tari di Indonesia.
Banyak dari
generasi sekarang yang lebih menyukai tari-tarian dari luar atau tarian-tarian
barat seperti Gangnam Style, Shuffle Dance, Harlem Shake dan sebagainya yang
sudah mendunia. Padahal di Indonesia sendiri memiliki gerakan tarian yang mudah
dan mungkin jika kita perkenalkan ke daerah luar juga mampu mendunia seperti
poco-poco, jaipong, dan sebagainya.
Kebudayaan di Indonesia yang sering kita temui pada
tempat-tempat umum adalah “Budayakan Mengantri”. Budaya mengantri sebenarnya
memiliki sisi hal positif. Karena dengan adanya budaya mengantri, dapat melatih
sejauh mana seseorang memiliki kesabaran.
Indonesia masih termasuk dalam wilayah bagian timur,
sehingga kebudayaan yang paling menonjol adalah dalam segi budaya
berpakaian. Budaya berpakaian di Indonesia lebih cenderung sopan dan
memiliki etika yang baik untuk dilihat, dibandingan dengan cara berpakaian
masyarakat bagian luar atau barat. Di Indonesia sendiri pada saat ini sedang
mengembangkan budaya behijab bagi para muslimah se-Indonesia terutama
ditunjukkan untuk para generasi muda sekarang. Banyak komunitas-komunitas hijab
yang sudah berkembang dan memiliki banyak cabang yang tersebar dibanyak wilayah
Indonesia. Budaya ini merupakan budaya positif yang harus terus dikembangkan.
Dari contoh-contoh keterkaitan antara manusia dan
kebudayaan diatas, dapat disimpulkan bahwa hubungan antara manusia dan
kebudayaan memang tidak dapat dipisahkan dengan satu sama lainnya. Hendaknya
generasi sekarang harus lebih melestarikan dan mengembangkan
kebudayaan-kebudayaan positif yang menjadi ciri khas di Indonesia. Sehingga
tidak mudah terpengaruh oleh budaya-budaya dari luar atau budaya barat.
Pengetian Dialektis :
Dialektis adalah Ilmu Pengetahuan tentang hukum yang paling
umum yang mengatur perkembangan alam, masyarakat dan pemikiran. Sedangkan
metode dialektis berarti investigasi dan interaksi dengan alam, masyarakat dan
pemikiran.
v 3 tahap dalam proses dialektis
Proses dialektis terdapat 3 tahap yaitu :
1.
Eksternalisasi yaitu
proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya.
2.
Obyektivitasi yaitu
proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif.
3.
Internalisasi yaitu
proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia.
Sumber :
§ http://badrun08arhun.blogspot.com/2013/08/dialektika-dan-metode-dialektis_28.html
0 komentar:
Posting Komentar