Selasa, 16 Desember 2014

Manusia dan Kebudayaan


A.       MANUSIA
Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa membutuhkan orang lain, oleh karena itu manusia senantiasa membutuhkan interaksi dengan manusia yang lain. Seorang Antropologi Indonesia yaitu Koentjaraningrat menyatakan bahwa masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat terus menerus, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama.

Pandangan yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat tersebut menegaskan bahwa di dalam masyarakat terdapat berbagai komponen yang saling berinteraksi secara terus menerus sesuai dengan sistem nilai dan sistem norma yang di anutnya. Interaksi antar komponen tersebut dapat terjadi antara individu dengna individu, antara lain individu dengan kelompok, maupun antara kelompok dengan kelompok.

Unsur-unsur yang memangun manusia :

Terdapat 2 klasifikasi, yaitu unsur jasmani dan rohani. Ada 2 pandangan tentang unsur-unsur yang membangun manusia :
1.    Manusia itu terdiri atas 4 unsur yang paling berkaitan, yaitu:
a.    Jasad, yaitu badan kasar manusia yang nampak, dapat dilihat, dapat difoto, dan menempati ruang dan waktu.
b.   Hayat, yaitu mengandung unsur hidup yang ditandai dengan gerak.
c. Ruh, yaitu bimbingan dan pimpinan tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran.
d. Nafas, dalam pengertian diri atau keakuan yaitu kesadaran akan diri sendiri.

2.    Manusia sebagai satu kepribadian mengandung 3 unsur, yaitu:
a.  Id merupakan struktur kepribadianyang paling primitive dan paling tidak tampak. Id merupakan libido murni atau energi psikis yang menunjukkan ciri alami yang irrasional dan terkait dengan sex.
b. Ego merupakan bagian atau struktur kepribadian. Berperan menghubungkan energi Id ke dalam saluran sosial yang dapat dimengerti oleh orang lain. Perkembangan ego terjadi antara usia satu dan dua tahun.
c. Superego merupakan struktur kepribadian yang paling akhir, pada usia sekitar lima tahunan. Dibandingkan dengan id dan ego, superego berkembang secara internal dalam diri individu, dan superego terbentuk dari lingkugan eksternal.

B.        HAKIKAT MANUSIA
Hakikat manusia adalah peran ataupun fungsi yang harus dijalankan oleh setiap manusia. Kata manusia berasal dari kata ” manu ” dari bahasa Sanksekerta atau ” mens ” dari bahasa Latin yang berarti berpikir, berakal budi, atau bisa juga dikatakan ” homo ” yang juga berasal dari bahasa Latin.

Hal yang paling penting dalam membedakan manusia dengan makhluk lainnya adalah dapat dikatakan bahwa manusia dilengkapi dengan akal, pikiran, perasaan dan keyakinan untuk mempertinggi kualitas hidupnya di dunia.  

Manusia merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki derajat paling tinggi di antara ciptaan yang lain. Pada dasarnya manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan kedudukan sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.  Berikut penjelasan yang lebih rinci mengenai makhluk individu dan makhluk sosial.

·         Pengertian Manusia Sebagai Makhluk Individu
Manusia sebagai makhluk individu mempunyai sifat-sifat individu khas yang berbeda dengan manusia lainnya.  Manusia berbeda dengan manusia lainnya.  Manusia sebagai individu bersifat nyata, yaitu mereka berupaya untuk selalu merealisasikan kepentingan, kebutuhan, dan potensi pribadi yang dimilikinya.

Hal tersebut akan terus menerus berkembang menyesuaikan dengan perkembangan kehidupan yang dialaminya dan pertumbuhan yang ada pada dirinya.  Setiap manusia senantiasa akan berusaha mengembangkan kemampuan pribadinya guna memenuhi berbagai kebutuhan dan mempertahankan hidupnya.

·         Pengertian Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial, artinya makhluk yang tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain.  Setiap manusia normal memerlukan orang lain dan hidup bersama-sama dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.  Kenyataan ini sesuai dengan pendapat Aristoteles, menyatakan bahwa manusia adalah zoom politicon, yang berarti selain sebagai makhluk individu, manusia juga termasuk dalam makhluk sosial yang harus berinteraksi dengan manusia lain.

Kepribadian diartikan sebagai suatu pola sikap yang mencerminkan sifat atau karakter seseorang dengan lingkungannya. Kepribadian bangsa timur dapat diartikan sebagai suatu sikap yang dimiliki oleh suatu negara yang menentukan penyesuaian dirinya yang unik terhadap lingkungannya.

Kepribadian bangsa timur pada umumnya merupakan kepribadian yang mempunyai sifat tepo seliro atau memiliki sifat toleransi yang tinggi. Dalam berdemokrasi bangsa timur umumnya aktif dalam mengutarakan aspirasi rakyat. Seperti di negara Korea, dalam berdemokrasi mereka duduk sambil memegang poster protes dan di Negara Thailand, mereka berdemokrasi dengan tertib dan damai.

Kepribadian bangsa timur juga identik dengan tutur kata yang lemah lembut dan sopan dalam bergaul maupun dalam berpakaian. Terdapat ciri khas dalam berbagai negara yang mencerminkan negara tersebut memiliki suatu kepribadian yang unik. Misalnya masyarakat Indonesia khususnya daerah Jawa. Sebagian besar mereka bertutur kata dengan lembut dan sopan. Dan terdapat beberapa aturan atau larangan yang tidak boleh dilakukan menurut versi orang dulu yang sebenarnya menurut orang Jawa itu suatu nasihat yang membangun. Misalnya tidak boleh duduk di depan pintu. Hal tersebut merupakan ciri khas kepribadian yang unik.

Bangsa timur erat kaitannya dengan rasa sosialisasi dan rasa solidaritas yang tinggi. Misalnya saling tolong menolong dan bergotong royong yang dilakukan bersama-sama. Hal tersebut bagi bangsa timur merupakan suatu sikap yang bertujuan untuk mempererat tali persaudaraan.

Bangsa timur juga memiliki kebudayaan yang masih kental dari negara atau daerah masing-masing. Masih ada adat-adat atau upacara tertentu yang masih dilaksanakan oleh bangsa timur. Misalnya bangsa Indonesia masih banyak yang melaksanakan upacara-upacara adat dan tarian khas dari masing-masing daerah. Contohnya daerah Bali yang masih melaksanakan tarian khas daerahnya yaitu tarian pendet, kecak, tarian barong. Terbuka dengan negara lain merupakan salah satu kepribadian yang dimilki oleh bangsa timur. Mereka menjalin kerjasama antara bangsa yang satu dengan bangsa yang lain yang tergabung dalam ASEAN.

Bagan Psiko-Sosiogram Manusia :


Penjelasan:
o        Nomor 7 dan nomor 6 disebut daerah tak sadar dan sub sadar. Kedua lingkaran itu berada di daerah pedalaman dari alam jiwa individu dan terdiri dari bahan pikiran dan gagasan yang telah terdesak ke dalam, sehingga tidak disadari lagi oleh individu yang bersangkutan.

o        Nomor 5 disebut kesadaran yang tak dinyatakan (unexpressed conscious). Lingkaran itu terdiri dari pikiran-pikiran dan gagasan-gagasan yang disadari oleh si individu yang bersangkutan, tetapi siapapun juga dalam lingkarannya.


o        Nomor 4 disebut kesadaran yang dinyatakan (expressed conscious). Lingkaran ini di dalam alam jiwa manusia mengandung pikiran-pikiran, gagasan-gagasan, dan perasaan-perasaan yang dapat dinyatakan secara terbuka oleh si individu kepada sesamanya, yang dengan mudah diterima dan dijawab oleh sesamanya.

o        Nomor 3 disebut limgkaran hubungan karib, mengandung konsepsi tentang orang-orang, binatang-binatang, atau benda-benda yang oleh si individu diajak bergaul secara mesra dan karib, yang bisa dipakai sebagai tempat berlindung dan tempat mencurahkan isi hati apabila ia sedang terkena tekananbatin atau dikejar-kejar oleh kesedihan dan oleh masalah-masalah hidup yang menyulitkan.

o         Nomor 2 disebut lingkaran hubungan berguna, tidak lagi ditandai oleh sikap sayang dan mesra, melainkan ditentukan oleh fungsi kegunaan dari orang, binatang atau benda-benda itu bagi dirinya.

o           Nomor 1 disebut lingkaran hubungan jarak jauh, terdiri dari pikiran dan sikap dalam alam jiwa manusia tentang manusia, benda-benda, alat-alat, pengetahuan dan adat yang ada dalam kebudayaan dan masyarakat sendiri, tetapi yang jarang sekali mempunyai arti dan pengaruh langsung terhadap kehidupan sehari-hari.

o       Nomor 0 disebut lingkaran dunia luar, terdiri dari pikiran-pikiran dan anggapan-anggapan yang hampir sama dengan lingkaran nomor 1, hanya bedanya terdiri dari pikiran-pikiran dan anggapan-anggapan tentang orang dan hal yang terletak di luar masyarakat dan negara Indonesia, dan ditanggapi oleh individu bersangkutan dengan sikap masa bodoh.

D.       KEBUDAYAAN
Secara etimologis kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta “budhayah”, yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atau akal. Sedangkan ahli antropologi yang memberikan definisi tentang kebudayaan secara sistematis dan ilmiah adalah E.B. Tylor dalam buku yang berjudul “Primitive Culture”, bahwa kebudayaan adalah keseluruhan kompleks yang di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan lain, serta kebiasaan yang didapat manusia sebagai anggota masyarakat. Pada sisi yang agak berbeda.

Koentjaraningrat mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan manusia dari kelakuan dan hasil kelakuan yang teratur oleh tata kelakuan yang harus didapatkanya dengan belajar dan yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat. Dari beberapa pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia untuk memenuhi kehidupannya dengan cara belajar, yang semuanya tersusun dalam kehidupanan masyarakat.

Secara lebih jelas dapat diuraikan sebagai berikut:
1.    Kebudayaan adalah segala sesuatu yang dilakukan dan dihasilkan manusia, yang meliputi:
a.  kebudayaan materiil (bersifat jasmaniah), yang meliputi benda-benda ciptaan manusia, misalnya kendaraan, alat rumah tangga, dan lain-lain.
b.  Kebudayaan non-materiil (bersifat rohaniah), yaitu semua hal yang tidak dapat dilihat dan diraba, misalnya agama, bahasa, ilmu pengetahuan, dan sebagainya.

2.    Kebudayaan itu tidak diwariskan secara generatif (biologis), melainkan
hanya mungkin diperoleh dengan cara belajar.

3.    Kebudayaan diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. Tanpa masyarakat kemungkinannya sangat kecil untuk membentuk kebudayaan. Sebaliknya, tanpa kebudayaan tidak mungkin manusia (secara individual maupun kelompok) dapat mempertahankan kehidupannya. Jadi, kebudayaan adalah hampir semua tindakan manusia dalam kehidupan sehari-hari.

Tokoh-tokoh Kebudayaan :
Ø    Tokoh politik Indonesia:
1)            Adnan Buyung Nasution
2)            Akbar Tandjung
3)            Amien Rais
4)            Susilo Bambang Yudohyono

Ø    Tokoh ekonomi:
1)             Boediono
2)            Revrisond Baswir
3)             Widjojo Nitisastro

Ø     Tokoh sastra:
1)             W.s Rendra
2)            Sultan Takdir Alisjahbana
3)             H.B. Jassin
4)            Taufik Ismail
5)            Pramoedya Anata Toer
6)            Goenawan Mohammad
7)            Kuntowijoyo
8)            Radhar Panca Dahana

E.        UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN
Suatu kebudayaan tidak akan pernah ada tanpa adanya beberapa sistem yang mendukung terbentuknya suatu kebudayaan, sistem ini kemudian disebut sebagai unsur yang membentuk sebuah budaya, mulai dari bahasa, pengetahuan, tekhnologi dan lain lain. semua itu adalah faktor penting yang harus dimiliki oleh setiap kebudayaan untuk menunjukkan eksistensi mereka.
1.   Bahasa
yaitu suatu sistem perlambangan yang secara arbitrel dibentuk atas unsur–unsur bunyi ucapan manusia yang digunakan sebagai gagasan sarana interaksi.
2.   Sistem Pengetahuan
yaitu semua hal yang diketahui manusia dalam suatu kebudayaan mengenai lingkungan alam maupun sosialnya menurut azas–azas susunan tertentu.
3.   Organisasi Sosial
yaitu keseluruhan sistem yang mengatur semua aspek kehidupan masyarakat dan merupakan salah satu dari unsur kebudayaan universal.
4.   Sistem Peralatan Hidup dan Tekhnologi
yaitu rangkaian konsep serta aktivitas mengenai pengadaan, pemeliharaan, dan penggunaan sarana hidup manusia dalam kebudayaannya.
5.   Sistem Mata Pencarian Hidup
yaitu rangkaian aktivitas masyarakat yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam konteks kebudayaan.
6.   Kesenian
yaitu suatu sistem keindahan yang didapatkan dari hasil kebudayaan serta memiliki nilai dan makna yang mendukung eksistensi kebudayaan tersebut.
7.  Sistem Religi
yaitu rangkaian keyakinan mengenai alam gaib, aktivitas upacaranya serta sarana yang berfungsi melaksanakan komunikasi manusia dengan kekuatan alam gaib.

F.        WUJUD KEBUDAYAAN
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: Gagasan, Aktivitas, dan Artefak.
1.   Gagasan (wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut. 
2.   Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan. 
3.   Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan. 

G.       ORIENTASI NILAI BUDAYA
Kebudayaan sebagai karya mnusia yang memiliki sistem nilai.
Menurut C.Kluckhon dalam karyanya Variation in Value Orientation (1961) sistem nilai budaya dalam semua kebudayaan di dunia, universal memiliki 5 Masalah pokok kehidupan manusia yaitu:
1.   Hakekat Hidup Manusia
Hakekat hidup untuk setiap kebudayaan berbeda secara ekstrem : ada yang berusaha memadamkan hidup, adapula dengan pola-pola kelakuan tertentu menganggap hidup sebagai suatu hal yang baik.
2.   Hakekat Karya Manusia
Setiap budaya hakekatnya berbeda-beda, diantaeanya da yang beranggapan bahwa kerya bertujuan untuk hidup, karya memeberikan kehormatan dan tahta, karya merupakan gerak hidup untuk menambah karya lagi.
3.   Hakekat Waktu Manusia
Hakekat waktu untuk setiap kebudayaan berbeda; ada yang berpandangan mementingkan orientasi masa lampau, ada yang berorientasi pada masa kini, ada pula yang masa depan.
4.   Hakekat Alam Manusia
Ada kebudayaan yang menganggap manusia harus mengxploitasi alam dan memanfaatkan alam sebaik mungkin. Ada juga yang menganggap manusia harus selaras dengan alam dan menyerah pada alam.
5.   Hakekat Hubungan Manusia
Dalam hal ini da yang mementingkan hubungan manusia dengan manusia, adpula yang berpandangan individualis.

H.       PERUBAHAN KEBUDAYAAN
Faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsur kebudayaan :
Berikut ini merupakan faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsur kebudayaan :
a. Terbiasanya masyarakat tersebut mempunyai hubungan/kontak kebudayaan dengan orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut, yang mempunyai kebudayaan yang berbeda. Sebuah masyarakat yang terbuka bagi hubungan-hubungan dengan orang yang beraneka ragam kebudayaannya, cenderung menghasilkan warga masyarakat yang bersikap terbuka terhadap unsur-unsur kebudayaan asing. Sikap mudah menerima kebudayaan asing lebih-lebih lagi nampak menonjol kalau masyarakat tersebut menekankan pada ide bahwa kemajuan dapat dicapai dengan adanya sesuatu yang baru, yaitu baik yang datang dan berasal dari dalam masyarakat itu sendiri, maupun yang berasal dari kebudayaan yang datang dari luar.
b.   Kalau pandangan hidup dan nilai-nilai yang dominan dalam kebudayaan tersebut ditentukan oleh nilai-nilai yang bersumber pada ajaran agama; dan ajaran ini terjalin erat dalam keseluruhan pranata yang ada dalam masyarakat tersebut; maka penerimaan unsur-unsur kebudayaan yang baru atau asing selalu mengalami kelambatan karena harus di sensor dulu oleh berbagai ukuran yang berlandaskan pada ajaran agama yang berlaku. Dengan demikian, suatu unsur kebudayaan baru akan dapat diterima jika unsur kebudayaan yang baru tersebut tidak bertentangan dengan ajaran agama yang berlaku, dan karenanya tidak akan merusak pranata-pranata yang sudah ada.
c.  Corak struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan unsur kebudayaan baru. Suatu struktur sosial yang didasarkan atas sistem otoriter akan sukar untuk dapat menerima suatu unsur kebudayaan baru, kecuali kalau unsur kebudayaan baru tadi secara langsung atau tidak langsung dirasakan oleh rezim yang berkuasa sebagai sesuatu yang menguntungkan mereka.
d. Suatu unsur kebudayaan baru dengan lebih mudah diterima oleh suatu masyarakat kalau sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan bagi diterimanya unsur kebudayaan yang baru tersebut. Di pedesaan di pulau Jawa, adanya sepeda sebagai alat pengangkut dapat menjadi landasan memudahkan di terimanya sepeda motor di daerah pedesaan di Jawa; dan memang dalam kenyataan demikian.
e.  Sebuah unsur baru yang mempunyai skala kegiatan yang terbatas dan dapat dengan mudah dibuktikan kebenarannya oleh warga masyarakat yang bersangkutan, dibandingkan dengan sesuatu unsur kebudayaan yang mempunyai skala luas dan yang sukar secara konkrit dibuktikan kegunaannya. Contohnya adalah diterimanya radio transistor dengan mudah oleh warga masyarakat Indonesia, dan bahkan dari golongan berpenghasilan rendah merupakan benda yang biasa dipunyai.

Penyebab terjadinya gerak/perubahan kebudayaan :
Perubahan sosial dan kebudayaan di masyarakat dapat terjadi karena adanya sebab-sebab yang berasal dari masyarakat sendiri atau yang berasal dari luar masyarakat.
a.  Sebab-Sebab yang Berasal dari Dalam Masyarakat (Sebab Intern)
Berikut ini sebab-sebab perubahan social yang bersumber dari dalam masyarakat (sebab intern) :
1.    Dinamika penduduk, yaitu pertambahan dan penurunan jumlah penduduk.
2. Adanya penemuan-penemuan baru yang berkembang di masyarakat, baik penemuan yang bersifat baru (discovery) ataupun penemuan baru yang bersifat menyempurnakan dari bentuk penemuan lama (invention).
3.    Munculnya berbagai bentuk pertentangan (conflict) dalam masyarakat.
4.    Terjadinya pemberontakan atau revolusi sehingga mampu menyulut terjadinya perubahan-perubahan besar. Misalnya, Revolusi Rusia (Oktober 1917) yang mampu menggulingkan pemerintahan kekaisaran dan mengubahnya menjadi sistem diktator proletariat yang dilandaskan pada doktrin Marxis. Revolusi tersebut menyebabkan perubahan yang mendasar, baik dari tatanan negara hingga tatanan dalam keluarga.
b.  Sebab-Sebab yang Berasal dari Luar Masyarakat (Sebab Ekstern)
Perubahan sosial dan kebudayaan juga dapat terjadi karena adanya sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat (sebab ekstern). Berikut ini sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat :
1.    Adanya pengaruh bencana alam. Kondisi ini terkadang memaksa masyarakat suatu daerah untuk mengungsi meninggalkan tanah kelahirannya. Apabila masyarakat tersebut mendiami tempat tinggal yang baru, maka mereka harus menyesuaikan diri dengan keadaan alam dan lingkungan yang baru tersebut. Hal ini kemungkinan besar juga dapat memengaruhi perubahan pada struktur dan pola kelembagaannya.
2.    Adanya peperangan, baik perang saudara maupun perang antarnegara dapat me-nyebabkan perubahan, karena pihak yang menang biasanya akan dapat memaksakan ideologi dan kebudayaannya kepada pihak yang kalah.
3.    Adanya pengaruh kebudayaan masyarakat lain. Bertemunya dua kebudayaan yang berbeda akan menghasilkan perubahan. Jika pengaruh suatu kebudayaan dapat diterima tanpa paksaan, maka disebut demonstration effect. Jika pengaruh suatu kebudayaan saling menolak, maka disebut cultural animosity. Jika suatu kebudayaan mempunyai taraf yang lebih tinggi dari kebudayaan lain, maka akan muncul proses imitasi yang lambat laun unsur-unsur kebudayaan asli dapat bergeser atau diganti oleh unsur-unsur kebudayaan baru tersebut.

I.         HUBUNGAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
Secara bahasa, manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). Sedangkan secara umum pengertian kebudayaan merupakan jalan atau arah didalam bertindak dan berfikir untuk memenuhi kebutuhan hidup baik jasmani maupun rohani.

Manusia dan kebudayaan pada hakekatnya memiliki hubungan yang sangat erat, dan hampir semua tindakan dari seorang manusia itu merupakan kebudayaan.

Manusia mempunyai empat kedudukan terhadap kebudayaan yaitu sebagai :
1.  Penganut Kebudayaan,
2.    Pembawa Kebudayaan,
3.    Manipulator Kebudayaan dan
4.    Pencipta Kebudayaan.

Disamping itu, kebudayaan manusia itu menciptakan suatu keindahan yang biasa kita sebut dengan suatu seni. Keindahan atau seni dibutuhkan oleh setiap manusia agar kehidupan yang dijalaninya menjadi lebih baik.

Manusia dan keindahan atau seni memang tidak bisa dipisahkan sehingga diperlukan pelestarian bentuk keindahan yang dituangkan dalam berbagai bentuk kesenian (seni rupa, seni suara, maupun seni pertunjukkan) yang nantinya menjadi bagian dari kebudayaannya yang dapat dibanggakan.

Sebuah kebudayaan besar memiliki sub-kebudayaan (atau biasa disebut sub-kultur), yaitu sebuah kebudayaan yang memiliki sedikit perbedaan dalam hal perilaku dan kepercayaan dari kebudayaan induknya.

Munculnya sub-kultur disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya karena perbedaan umur, ras, etnisitas, kelas, aesthetic, agama, pekerjaan, pandangan politik dan gender.

contoh “Manusia dan Kebudayaan” dalam kehidupan sehari-hari :
Manusia dan kebudayaan merupakan hal yang memiliki keterkaitan sangat erat satu dengan lainnya. Mengapa demikian? dikarenakan apapun tindakan yang dilakukan oleh manusia akan menghasilkan sebuah kebudayaan.

Di indonesia sendiri, terdapat berbagai contoh adanya keterkaitan antara manusia dan kebudayaan dalam kehidupan sehari-hari. Seperti halnya saja contoh konkritnya yaitu bergotong royong. Gotong royong merupakan ciri khas dari kebudayaan Indonesia yang sampai saat ini masih sering diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sejak zaman leluhur.

Dengan adanya gotong royong dapat membuat sesama manusia saling meolong satu sama lainnya. Namun di zaman moderen seperti saat ini, bergotong royong tampaknya sudah jarang kita temui di daerah perkotaan. Karena daerah perkotaan cenderung dengan manusia –manusia yang menganut kebudayaan individual dengan mengandalkan ego masing-masing.

Kebudayaan juga tidak hanya berasal dari perilaku. Kebudayaan bisa berasal dari sebuah karya seni. Seperti halnya saja sebuah karya seni tari. Di Indonesia karya seni tari merupakan sebuah aspek yang harus dilestarikan keberadaannya. Namun pada kenyataannya generasi sekarang kurang merespon untuk melestarikan karya-karya seni tari di Indonesia.

Banyak dari generasi sekarang yang lebih menyukai tari-tarian dari luar atau tarian-tarian barat seperti Gangnam Style, Shuffle Dance, Harlem Shake dan sebagainya yang sudah mendunia. Padahal di Indonesia sendiri memiliki gerakan tarian yang mudah dan mungkin jika kita perkenalkan ke daerah luar juga mampu mendunia seperti poco-poco, jaipong, dan sebagainya.

Kebudayaan di Indonesia yang sering kita temui pada tempat-tempat umum adalah “Budayakan Mengantri”. Budaya mengantri sebenarnya memiliki sisi hal positif. Karena dengan adanya budaya mengantri, dapat melatih sejauh mana seseorang memiliki kesabaran.

Indonesia masih termasuk dalam wilayah bagian timur, sehingga kebudayaan yang paling menonjol adalah dalam segi budaya berpakaian.  Budaya berpakaian di Indonesia lebih cenderung sopan dan memiliki etika yang baik untuk dilihat, dibandingan dengan cara berpakaian masyarakat bagian luar atau barat. Di Indonesia sendiri pada saat ini sedang mengembangkan budaya behijab bagi para muslimah se-Indonesia terutama ditunjukkan untuk para generasi muda sekarang. Banyak komunitas-komunitas hijab yang sudah berkembang dan memiliki banyak cabang yang tersebar dibanyak wilayah Indonesia. Budaya ini merupakan budaya positif yang harus terus dikembangkan.

Dari contoh-contoh keterkaitan antara manusia dan kebudayaan diatas, dapat disimpulkan bahwa  hubungan antara manusia dan kebudayaan memang tidak dapat dipisahkan dengan satu sama lainnya. Hendaknya generasi sekarang harus lebih melestarikan dan mengembangkan kebudayaan-kebudayaan positif yang menjadi ciri khas di Indonesia. Sehingga tidak mudah terpengaruh oleh budaya-budaya dari luar atau budaya barat. 

Pengetian Dialektis :
Dialektis adalah Ilmu Pengetahuan tentang hukum yang paling umum yang mengatur perkembangan alam, masyarakat dan pemikiran. Sedangkan metode dialektis berarti investigasi dan interaksi dengan alam, masyarakat dan pemikiran.

v  3 tahap dalam proses dialektis
Proses dialektis terdapat 3 tahap yaitu :
1.     Eksternalisasi yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya.
2.    Obyektivitasi yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif.
3.    Internalisasi yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia.

Sumber :
§  http://badrun08arhun.blogspot.com/2013/08/dialektika-dan-metode-dialektis_28.html




0 komentar:

Posting Komentar