A.
PENGERTIAN KEGELISAHAN
Kegelisahan berasal dari kata gelisah yang berarti tidak
tenteram hatinya, selalu merasa khawatir, tidak tenang, tidak sabar,
cemas. Sehingga kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan
seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, merasa kawatir, tidak tenang
dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasan.
Kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku
atau gerak gerik seseorang dalam situasi tertentu. Gejala tingkah laku atau
gerak.-gerik itu umumnya lain dari biasanya, misalnya berjalan
mundar-mandir dalam ruang tertentu sambil
menundukkan kepala, memandang jauh ke depan sambil
mengepal-ngepalkan tangannya, duduk termenung sambil memegang kepalanya, duduk
dengan wajah murung atau sayu, malas bicara, dan lain-lain.
Kegelisahan merupakan salah satu ekspresidari
kecemasan.Karena itu dalam kehidupan sehari-hari, kegelisahan juga diartikan
sebagai kecemasan, kekawatiran ataupun ketakutan. Masalah kecemasan atau
kegelisahan berkaitan juga dengan masalah frustasi, yang secara definisi dapat
disebutkan, bahwa seseorang mengalami frustasi karena apa yang diinginkan tidak
tecapai.
Sigmund Freud ahli psikoanalisa berpendapat,bahwa ada 3
macam kecemasan yang menimpa manusia, yaitu :
1.
Kecemasan
obyektif
Kecemasan tentang kenyataan adalah
suatu pengalaman perasaan sebagai akibat
pengamatan atau suatu bahaya dalam dunia luar. Bahaya adalah sikap
kcadaan dalam lingkungan seseorang yang mengancam
untuk meneelakakannya. Pengalaman bahaya dan
timbulnya kecemasan mungkin dari sifat pembawaan, dalam arti kata, bahwa
seseorang mewarisi kecenderungan untuk menjadi takut kalau ia
berada dekat dengan benda-benda tertentu atau keadaan
tertentu dari lingkungannya.
Kenyataan yang pernah dialami seseorang misalnya pernah
terkejut waktu diketahui dipakaiannya ada kecoa.
Keterkejutannya itu demikian hebatnya, sehingga kecoa merupakan
binatang yang mencemaskan. Seseorang wanita yang pernah
diperkosa oleh sejumlah pria yang tidak bertanggung
jawab, sering ngeri melihat pria bila ia sendirian,
lebih-lebih bila jumlahnya sama dengan yang pernah
memperkosanya. Kecemasan akibat dan kenyataan yang
pemah dialami sangat terasa bilamana pengalaman itu
mengancam eksistensi hidupnya. Karena seseorang tidak
mampu mengatasinya waktu itu, terjadilah kemudian apa
yang disebut stress.
Kecemasan yang dialami oleh seorang bayi atau
anak keeil dan sangat berkesan akan nampak kembali pada
waktu ia sudah dewasa, misalnya ia mendapat perlakuan yang
kejam dari ayahnya. Mungkin ia selalu ccmas bila berhadapan dengan
orang yang seusia ayahnya, tetapi ada pula
yang memberikan reaksi membalik karena ia mendendam,
maka ia berusaha selalu untuk ganti berbuat kejam
sebagai pelampiasannya.
2.
Kecemasan
neorotis (syarat)
Kecemasan ini timbul karena pengamatan tentang
bahaya dari naluriah. Menurut Sigmund Freud, kecemasan ini
dibagi 3 macam, yakni :
a. Kecemasan
yang timbul karena penyesuaian diri dcngan
lingkungan. Kecemasan timbul karena orang itu
takut akan bayangannya scndiri, atau
takut akan id-nya sendiri, sehingga menekan
dan menguasai ego. Kecemasan semacam ini
menjadi sifat dari seseorang yang gelisah, yang selalu
mengira bahwa seseuatu yang hebat akan terjadi.
Contoh
:
Didi anak laki-laki berumur 10
tahun. Ia duduk di kelas V SO. Pada suatu hari ia
diberitahu ayahnya, bahwa bulan depan ayahnya
dipindahkan ke kota lain. Mereka sekeluarga harus
pindah. Sudah tentu Didi harus ikut. Jadi ia
harus pindah sekolah di kota tempat ayahnya bertugas.
Ibu Didi nampak gelisah, karena tinggal di tempat yang lama ia
sudah betah, berkat adanya seorang ibu yang aktif mengumpulkan dan memajukan
ibu-ibu. Lebih-lebih Didi, karena baik di kampung
maupun di sekolah Didi banyak kawannya. Karena itu ia takut kalau
di tempat yang baru kelak ia tidak akan merasa betah. Bila
tidak ikut pindah, akan ikut siapa, ikut pindah
bagaimana di tempat yang baru nanti. Ia takut pada
bayangannya sendiri.
b. Bentuk ketakutan yang
tegang dan irrasional (phobia). Bentuk
khusus dari phobia adalah, bahwa intensitet ketakutan melebihi
proporsi yang sebenarya dan obyek yang
ditakutkannya.
Contoh
:
seorang gadis takut memegang benda
yang terbuat dari karet. Ia tidak mengetahui sebab
ketakutan tersebut, setelah dianalisis; ketika
masih kecil dulu ia sering diberi balon karet oleh ayahnya. satu
untuk dia dan satu untuk adiknya. Dalam suatu
pertengkaran ia memecahkan balon adiknya, sehingga ia
mendapat hukuman yang keras dari
ayahnya. Hukuman yang didapatnya dan
perasaan bersalah menjadi terhubung dengan balon
karet.
c. Rasa
takut lain ialah rasa gugup, gagap
dan sebagainya. Reaksi ini munculnnya secara
tiba-tiba tanpa ada provokasi yang tegas. Reaksi gugup ini adalah perbuatan meredakan diri
yang bertujuan untuk membebaskan seseorang dari kecemasan
neorotis yang sangat menyakitkan, dengan jalan melakukan sesuatu
yang dikehendaki oleh id meskipun ego dan superego
melarangnya.
Contoh:
Seseorang yang tidak biasa menyanyi atau bicara didepan
umum, sekonyong-konyong diminta untuk menyanyi atau berpidato. maka
ia gelisah, gemetar, dan hilang keseimbangan, sehingga sulit
berbicara atau menyanyi.
3.
kecemasan
moril
Kecemasan moril disebabkan karena
pribadi seseorang.Tiap pribadi
memiliki bermacam-macam emosi antara lain: iri,
dendam, dengki, marah, gelisah, cinta, rasa iri,
benci, dengki, dendam itu merupakan sebagian dari pernyataan
individu secara keseluruhan berdasarkan konsep yang kurang
sehat Oleh karena itu sering alasan untuk iri, benci,
dengki itu kurang dapat dipahami orang lain.
Sifat-sifat seperti itu adalah sifat yang tidak terpuji,
bahkan mengakibatkan manusia akan merasa khawatir,
takut, cemas, gelisah dan putus asa.
Misalnya seseorang yang merasa dirinya kurang cantik, maka
dalam pergaulannya ia terbatas kalau tidak tersisihkan, sementara itu ia
pun tidak berprestasi dalam berbagai kegiatan, sehingga kawan-kawannya lebih
dinilai sebagai lawan. Ketidakmampuannya menyamai
kawan-kawannya demikian menimbulkan kecemasan
moril.
B.
SEBAB-SEBAB ORANG GELISAH
Apabila kita kaji, sebab-sebab
orang gelisah adalah karena pada
hakekatnya orang takut kehilangan hak-haknya. Hal
itu adalah akibat dari suatu ancaman, baik ancaman dari
luar maupun dari dalam.
Contoh :
Bila ada suatu tanda bahaya (bahaya
banjir, gunung meletus, atau perampokan), orang tentu akan gelisah.
Hal itu disebabkan karena bahaya itu mengancam akan hilangnya
beberapa hak orang sekaligus.
misalnya hak hidup, hak milik,
hak memperoleh perlindungan, hak kemerdekaan hid
up, dan mungkin hak nama baik.
C. USAHA-USAHA
MENGATASI KEGELISAHAN
Mengatasi kegelisahan ini pertama-tama
harus mulai dari diri kita sendiri, yaitu kita
harus bersikap tenang. Dengan sikap tenang
kita dapat berpikir tenang, sehingga segala
kesulitan dapat kita atasi.
Contoh :
Dokter yang menghadapi istri dan anaknya
yang sedang sakit, justru tidak dapat merasa tenang, karena ada
ancaman terhadap haknya. Dokter tidak dapat berbuat apa-apa bila
menghadapi keluarganya yang sakit, karena
ia merasa khawatir. Dalam hal ini dokter itu
harus bersikap seperti menghadapi pasien
yang bukan keluarganya.
Cara lain yang mungkin juga baik untuk
digunakan dalam mengatasi kegelisahan atau kecemasan
yaitu dengan memerlukan sedikit pemikiran; pertama-tarna, kita tanyakan
kepada diri kita sendiri (introspeksi). akibat yang paling buruk yang
bagaimanakah yang akan kita tanggung atau yang akan terjadi,
mengapa hal itu terjadi, apa penyebabnya dan sebagainya.
Apabila kita dapat menganalisa akibat yang akan ditimbulkan
olch kecernasan tersebut dan bila kita tidak dapat
mengatasinya, kita dapat mempersiapkan diri untuk
menghadapinya, karena tidak semua pengalaman
di dunia ini menyenangkan. Yang kedua kita
bersedia menerima akibatnya dengan rasa
tabah dan senang hati niscaya kecemasan
tersebut akan sirna dalam jiwa kita. Dan yang ketiga, dengan
bersama-sama berjalannya waktu kita dapat mencoba
untuk memperkecil dan mengurangi keburukan-keburukan
akibat timbulnya kecemasan, dengan demikian kita akan
tidak merasakan lagi adanya rasa kecemasan /
kegelisahan dalam jiwa.
Untuk mengatasi kegelisahan yang paling
ampuh kita memasrahkan diri kepada Tuhan. Kita pasrahkan nasib
kita sepenuhnya kepada-Nya, kita harus percaya
bahwa Tuhanlah Maha Kuasa. Maha Pengasih, Maha
penyayang dan Maha Pengampun.
D.
KETERASINGAN
Keterasingan berasal dari kata terasing, dan
kata itu adalah dari kata dasar asing. Kata asing berarti
sendiri, tidak dikenal orang. sehingga kata
terasing berarti, tersisihkan dari pergaulan,
terpisahkan dari yang lain. atau terpencil. Jadi
kata keterasingan berarti hal-hal yang berkenaan
dengan tersisihkan dari pergaulan,terpencil atau
terpisah dari yang lain.
Terasing atau keterasingan
adalah bagian hidup manusia. Sebentar atau
lama orang pernah mengalami hidup dalam
keterasingan, sudah tentu dengan sebab dan
kadar yang berbeda satu sama lain.
Yang menyebabkan orang berada dalam keterasingan
itu ialah perilakunya yang tidak dapat diterima atau tidak
dapat dibenarkan oleh masyarakat, atau kekurangan yang ada
pada diri seseorang, sehingga ia tidak dapat atau sulit
menyesuaikan diri dalam masyarakat.
Perilaku yang tidak dapat diterima atau tidak dapat
dibenarkan itu selalu menimbulkan keonaran dalam
masyarakat, sifatnya bertentangan dengan
atau menyentuh nilai-nilai kemanusiaan. Hal itu
akan merugikan harta, nama baik, martabat,
harga diri orang lain. Karena itu orang yang
berbuat itu dibenci oleh masyarakat dan berada dalam keterasingan.
Perbuatan itu misalnya mencuri, memperkosa, mengganggu istri
orang, menghina orang, sombong.
Keterasingan dalam hal ini sifatnya dapat dipaksakan
oleh anggota masyarakat, ataupun oleh institusi yang diciptakan
oleh masyarakat kepada si pelaku. Maksudnya supaya si pelaku
ini tidak merugikan orang lain lagi atau
membuat gelisah orang lain. dan si pelaku
dapat menjadi sadar, sehingga dapat memperbaiki perilakunya
yang bertentangan dengan nilai-nilai kemasyarakatan itu.
Kesadaran itu mungkin dapat terjadi apabila
orang itu terasing yang membuat ia gelisah.
Keterasingan yang dipaksakan
oleh manusia lain dalam masyarakat misalnya,
tidak simpati, tidak mau berurusan, tidak mau mendekati, tidak
mempedulikan, memboikot, bahkan mengisolasi di pelaku.
Apabila dengan perilaku masyarakat
ini masih tidak mempan menyadarkan si pelaku itu,
maka keterasingan itu dapat dipaksakan oleh istitusi yang diciptakan
masyarakat misalnya pengadilan.
Orang yang bersikap angkuh,
sombong. besar kepala, tidak menghonnati
orang lain selalu akan tersisih dari pergaulan
masyarakat, karena perilaku semacam ini tidak disenangi
dan dibenci oleh masyarakat. Orang lain akan
merasa tersentuh nilai-nilai kemanusiaannya apabila
bergaul dengan orang angkuh, sombong. dan tidak
menghonnati orang lain. Karena itu ia dibenci orang
lain. sehingga membuat ia dalam keterasingan.
Dalam karya sastra Abdul Muis yang
berjudul “Salah Asuhan”,
Hanafi yang berpendidikan Barat adalah tipe orang yang
sombong, angkuh, tak menghonnati orang lain.
Ia menganggap rendah dan kolot masyarakat
Minangkabau, sehingga ia terasing karena dibenci, tak
disukai oleh masyarakat sekitarnya.
Dikalangan teman-temannya sendiri ia dibenci
dan dijauhi karena sifatnya yang
membeda-bedakan teman-temannya. Ini terbukti
ketika ia bersama istrinya Corrie de Busye mengadakan pesta
makan malam di rumahnya di Jakarta. dengan
mengundang teman-temannya tetapi yang
diundang hanya ternan-ternan tamatan sekolah di
Negeri Belanda Pembedaan seperti ini tak disenangi oleh
teman-temannya. sehingga tak seorangpun yang hadir pada
malam itu. Hanafi dan Corrie istrinya dalam
keterasingan.
Kekurang yang ada pada diri seseorang dapat
juga membuat keterasingan. Dalam hal ini
bukan masyarakat yang membuat orang itu
terasing. melainkan dirinya sendiri karena
ketidak mampuan atau karen a
membuat kesalahan. Ketidakmampuan
atau kesalahan ini berpengaruh pada
nama baik atau harga diri atau
martabat orang yang bersangkutan.
Ketidakmampuan disini meliputi
kekurangan ilmu pengetahuan yang
dimiliki ataupun ketidakmampuan fisiko Kurang
ilmu pengetahuan ini disebabkan taraf pendidikannya
yang belurn sampai pada taraf tertentu yang dihadapinya
sekarang.
Dengan demikian orang yang
bersangkutan tidak japat menyesuaikan diri
dengan masyarakat ilmiah yang dihadapinya
Karena itu ia merasa gelisah, terasing.
Kesalahan yang dibuat seseorang
juga dapat membuat orang itu dalam keterasingan,
dan karena itu ia merasa gelisah.
E.
KESEPIAN
Kesepian berasal dari kata sepi yang berarti sunyi
atau lengang, sehingga kata kesepian berarti merasa sunyi atau
lengang. tidak berteman. Setiap orang pemah mengalami kesepian,
karena kesepian bagian hidup manusia, lama
rasa sepi itu bergantung kepada mental orang dan
kasus penyebabnya.
Sebab-sebab terjadinya
kesepian :
Bermacam-macam penyebab terjadinya kesepian,
Frustasi dapat mengakibatkan kesepian. Dalam hal seperti itu
orang tidak mau diganggu, ia lebih senang dalam
keadaan sepi, tidak suka bergaul, dan sebagainya.
la lebih senang hidup sendiri.
Contoh :
Pangeran Sidharta meninggalkan istana,
tempat kemewahan, keramaian dan ketidakpastian. Karena
frustasi menyaksikan kontradiksi keadaan istana dengan
keadaan luar istana yang penuh penderitaan, maka ia
meninggalkan istana pergi ke tempat yang sepi, mencari
hakekat hidup.
Bila kita perhatikan sepintas
lalu keterasingan dan kesepian itu serupa
tetapi tidak sama, namun ada hubungannya. Beda antara
keduanya hanya terletak pada sebab akibat.
Jadi kesepian itu akibat dari keterasingan.
Keterasingan akibat sikap sombong. angkuh, kaku, keras kepala,
sehingga dijauhi teman-teman sepergaulan. Karena teman-teman menjauhi, maka
orang yang bersikap sombong itu hidup terasing. terpencil dari keramaian hidup
sehingga kesepian.
Orang yang frustasi itu bersikap rendah diri, sengaja
menjauhi pergaulan ramai, kebalikan dengan orang yang
bersikap sombong. Orang yang bersikap
rendah diri, pemalu, minder. merasa dirinya
kurang berharga dibanding orang lain. maka orang itu lebih suka
menyendiri. Karena menyendiri itu akibatnya
kesepian.
F.
KETIDAKPASTIAN
Ketidak pastian berasal dari kata tidak pasti artinya
tidak menentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, tanpa arah yang jelas,
tanpa asal-usul yang jelas. Ketidak pastian artinya keadaan
yang tidak pasti, tidak tentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, keadaan
tanpa arah yang jelas, keadaan tanpa asal-usul yang jelas Itu semua adalah
akibat pikirannya tidak dapat konsentrasi. Ketidakkonsentrasian
disebabkan oleh berbagai sebab, yang jelas pikirannya kacau.
Ketidakpastian tentang lulus atau
tidak dalam ujian sarjana yang sudah lama
ditunggu-tunggu membuat orang gelisah. lulus atau tidak
lulus ujian sarjana akan menentukan status atau karir seseorang dalam
hidupnya. Ketidakpastian ini akan merugikan. karena
status dari karir itu terancam. Karena ketidakpastian
itu status yang telah ditetapkan oleh atasan menjadi
hilang, berhubung ada orang lain yang lebih dulu memenuhinya.
Sebab-sebab terjadinya ketidakpastian
:
Orang yang pikirannya terganggu tidak dapat lagi berpikir
secara teratur, apalagi mengambil kesimpulan. Dalam berpikir manusia selalu
menerima rangsang-rangsang lain, sehingga jalan pikirannya menjadi kacau oleh
rangsang-rangsang barn. Kalau toh ia dapat berpikir baik akan memakan waktu
yang cukup lama dan sukar. Mereka menampakkan tanda-tanda obsesi, phobia,
delusi, gerakan-gerakan gemetar,kehilangan pengertian,kehilangan kemampuan
untuk menangkap sesuatu.
Beberapa
sebab orang tak dapat berpikir dengan pasti ialah :
1.
Obsesi
Obsesi merupakan gejala neurosa jiwa, yaitu adanya pikiran
atau perasaan tertentu yang terus menerus, biasanya tentang hal-hal yang tak
menyenangkan, atau sebab-sebabnya tak diketahui oleh penderita. Misalnya selalu
berpikir ada orang yang ingin menjatuhkan dia.
Contoh:
Seorang pedagang yang maju pesat, pada suatu saat terpikir
olehnya ada kawannya yang ingin menjatuhkannya. Pikiran itu tidak hilang,
tetapi justru menjadi-jadi. Apalagi setelah ia merugi.
2.
Phobia
lalah rasa ketakutan yang tak terkendali,tidak normal,
kepada sesuatu hal atau kejadian tanpa diketahui sebab-sebabnya.
3.
Kompulasi
lalah adanya keragu-raguan tentang apa yang telah
dikerjakan, sehingga ada dorongan yang tak disadari melakukan perbuatan yang
serupa berkali-kali.
Contoh
:
a. Keinginan
untuk mengambil barang (mencuri), padahal barang itu tak bermanfaat baginya,
dan andaikan ingin membeli, mampu juga dia (kleptomania).
b. Keinginan
minum minuman keras. Orang itu bukan pemabuk, tetapi bila dilanda pikiran atau
perasaan kecewa keinginan minumnya tak dapat dibendung.
4.
Histeria
lalah merasa jiwa yang disebabkan oleh tekanan mental,
kekecewaan, pengalaman pahit yang menekan, kelemahan syaraf, tidak mampu
menguasai diri, sugesti dari sikap orang lain.
Contoh
:
Ketika Ibu Bakri sedang melayani anaknya makan, datang
orang-orang mengetuk pintu, mengucap salam. Di jawabnya dan keluarlah ia. Di
luar, kagetlah ia melihat orang banyak mengusung jenazah yang
ditutupi kain. Ibu itu langsung bertanya “siapa itu? ..
itu kan bukan Kang Bakri !”. semua orang
yang ditanya diam. Akhimya dia berteriak
histeris lalu pingsan (film orang-orang laut)
5. Delusi
Menunjukkan pikiran yang
tidak beres, karena berdasarkan suatu
keyakinan palsu. Tidak dapat memakai akal sehat, tidak ada dasar
kenyataan dan tidak sesuai dengan pengalaman. Delusi ini ada 3
macam, yaitu :
a. Delusi
persekusi :
Menganggap keadaan sekitamya jelek.
Seseorang yang mengalami delusi persekusi tidak
mau mengenal tetangga kiri kanan karena
menganggap jelek.
b. Delusi
keagungan :
Menganggap dirinya orang
penting dan besar. Orang seperti itu
biasanya gila honnat Menganggap orang-orang
disekitamya sebagai orang-orang tidak penting.
Akhimya semua orang menjauhi juga.
c. Delusi
melancholis :
Merasa dirinya
bersalah, hina, dan berdosa.
Hal ini dapat mengakibatkan buyuten atau dikenal
dengan nama delirium trements, hilangnya kesadaran dan
menyebabkan otot-otot tak terkuasa lagi.
Contoh
:
Pak Joyo orang kampung pada suatu hari
dipanggil ke pengadilan untuk diminta kesaksiannya.
Tetapi karena takutnya, ia gemetar, keringat dingin mengucur,
ditanya ini itu tak bisa menjawab, mulutnya
gemetar. Akhimya jaksa tak memperoleh kesaksian
apa-apa darinya.
6. Halusinasi.
Khayalan yang terjadi tanpa rangsangan
pancaindera. Dengan sugesti diri orang dapat juga
berhalusinasi. Halusinasi buatan, misalnya dapat dialami oleh orang
mabuk atau pemakai obat bius. Kadang-kadang karena halusinai orang merasa
mendapat tekanan-tekanan terhadap dorongan-dorongan dasarnya,
sehingga dengan timbulnya halusinasi dorongan-dorongan itu
menemukan sasarannya. Ini nampak dalam
perbuatan perbuatan penderita. ( penderita itu
dapat menyadari perbuatan itu, tetapi tidak dapat
menahan rangsang khayalan sendiri)
7. Keadaan
Emosi
Dalam keadaan tenentu seseorang
sangat berpengaruh oleh emosinya. lni nampak pada
keseluruhan pribadinya: gangguan pada nafsu makan,
pusing-pusing, muka merah, nadi cepat, keringat, tekanan darah
tinggi/lemah. Sikapnya dapat apatis atau terlalu gembira dengan gerakan
lari-larian, nyanyian, ketawa atau berbicara.
Sikap ini dapat pula berupa kesedihan menekan, tidak bemafsu,
tidak bersemangat, gelisah, resah, suka mengeluh, tidak mau berbicara,
diam seribu bahasa, tennenung, menyendiri.
Contoh:
Dalam liburan, seperti biasa Samsulbahri
pulang ke kampungnya,dan biasa pula setiap pulangnya Samsul bennain ke rumah
Nurbaya, bekas pacamya. Kedatangan Samsul di rumah Nurbaya ialah untuk
mengulang cintanya. Pada saat itu terketahuilah Samsulbahri oleh
Datuk Maringgih, suami Nurbaya. Melihat itu
Samsul bahkan menghamtam si tua bangka itu. Siti
Nurbaya menjerit histeris. Jeritan itu terdengar oleh ayah
Nurbaya; ayah Nurbaya keluar melihat
kejadian itu gemetar, jatuh terus meninggal (
Siti Nurbaya, Marah Rusli ).
G. USAHA-USAHA
PENYEMBUHAN KETIDAKPASTIAN
Orang yang tidak dapat
berpikir dengan baik, atau kacau pikirannya ada
bermacam-macam penyebabnya.
Untuk dapat menyembuhkan keadaan itu
bergantung kepada mental si penderita. Andai kata penyebab sudah
diketahui, kemungkinan juga tidak dapat sembuh. Bila
hal itu terjadi, maka jalan yang paling baik bagi penderita ialah
diajak atau pergi sendiri ke psikolog.
Bila penyebabnya itu jelas, misalnya rindu, obatnya
mudah, yaitu dipertemukan dengan orang yang dirindukan.
Phobia atau jenis takut bisa dilatih dari sedikit,
sehingga tidak takut lagi. Orang takut ular, takut ulat yang
berbulu, dapat disembuhkan karena dibiasakan dengan benda-benda
tersebut.
Orang yang bersikap sombong atau angkuh bila mengalami
musibah, baru berkurang kesombongannya, tetapi mungkin tidak.
Andai kata mereka sadar, kesembuhan itu adalah
karena pengalaman. Jadi yang menyembuhkan masyarakat sekitamya dan
dirinya sendiri.
Sumber :
0 komentar:
Posting Komentar