A. PENGERTIAN PENDERITAAN
Penderitaan berasal
dari kata derita. Kata derita berasal daribahasa sansekerta artinya menahan
atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak
menyenangkan. Penderitaan dalam kehidupan manusia sering terjadi seiring
berkembangnya kehidupan manusia tersebut. Semakin berkembangnya kehidupan
manusia makan akan semakin kompleks juga penderitaan yang akan di hadapi
manusia.
Penderitaan termasuk
realitas manusia dan dunia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat semakin
tinggi intensitas semakin berat juga penderitaan yang di alami oleh manusia
tersebut. Namun peranan individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas
penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum
tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan
merupakan energi untuk bangkit kembali bagi seseorang, atau sebagai langkah
awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.
Manusia lebih
menyukai kenikmatan. Sedangkan penderitaan sangat di hindarkan, dalam suatu
kehidupan manusia. Seseorang pasti akan merasakan penderitaan bagaimanapun
jenis dan bentuknya.Contoh penderitaan fisik, bencana yang sedang di hadapin
oleh orang tersebut, setra masalah yang sedang menimpa orang tersebut.
Penderitaan terbagi menjadi 2 yaitu
penderitaan yang bersifat lama dan penderitaan yang bersifat sementara.
Penderitaan yang bersifat lama atau tidaknya tergantung oleh penyebab
penderitaan tersebut. Contoh penderitaan yang bersifat lama. Kehilangan orang
yang penting di dalam kehidupan seseorang. Sedangkan contoh penderitaan yang
bersifat sementara adalah di kecewakanya oleh seseorang.
Penderitan dan
kenikmatan manusia/seseorang dengan menyukai atau tidaknya sesuatu. Jika
manusia tersebut suka makan ia akan menikmati apa yang sedang dia rasakan.
Sedangkan jika dia tidak menyukai maka dia akan merasa menderita dengan apa
yang ia rasakan. Penderitaan yang selalu di hadapi oleh manusia bermanfaat
untuk menjadi bahan instropeksi diri masing-masing manusia. Selain menjadi bahan
instropeksi dapat pula menjadi suatu pengalam seseorang untuk menjadi manusia
yang lebih bijak. Penderitaan tidak selalu merugika untuk yang merasakan.
Mental seseorang
sangat berperan penting untuk menghadapi penderitan yang sedang di alami.
Selain mental yang kuat peran orang sekitar manusia juga sangat berperan untuk
menyelesaikan penderitaan dan juga memberikan dorangan motivasi serta jalan
keluar untuk menyelesaikan penderitaan seseorang.
Contoh Penderitaan :
Manusia sebagai
mahluk hidup yang memiliki kepribadian yang tersusun dari perpaduan, saling
berhubungan dan pengaruh-mempengaruhi antara unsur-unsur jasmani dan
rohani. pada jasmani dan rohani tersebut dapat timbul sebuah penderitaan.
Jasmani disebut juga
sebagai tubuh, wadah, jasad, materi, atau unsur kongkrit dan merupakan unsur
yang hidup pada diri manusia. Sedangkan Rohani sering disebut dengan istilah
lain seperti jiwa, badan halus, dan merupakan unsur yang tidak dapat ditangkap
oleh pancaindra manusia tetapi menjiwai, memimpin, mendasari unsur-unsur
pribadi manusia.
Berdasarkan sebab-sebab timbulnya
penderitaan, maka penderitaan manusia dapat dibagi menjadi 2 bagian sebagai
berikut :
1. Nasib buruk merupakan
Penderitaan yang dikarenakan umat manusia penderitaan yang menimpa manusia
karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan
hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Nasib buruk ini dapat diperbaiki
manusia supaya menjadi baik. Dengan kata lain, manusialah yang dapat
memperbaiki nasibnya. Perbedaan nasib buruk dan takdir, kalau takdir, Tuhan
yang menentukan sedangkan nasib buruk itu manusia penyebabnya.
2. Penderitaan yang
timbul karena penyakit, siksaan / azab Tuhan yaitu Penderitaan manusia dapat
juga terjadi akibat penyakit atau siksaan / azab Tuhan. Namun kesabaran,
tawakal, dan optimisme dapat merupakan usaha manusia untuk
mengatasipenderitaanitu.
Di bawah ini adalah
beberapa contoh penderitaan yang mungkin sering kita lihat di lingkungan kita:
a. Pemutusan hak kerja :
Bagi orang yang sudah
berkeluarga mungkin penderitaan ini yang paling di takutkan apalagi bagi
seorang ayah yang mempunyai kewajiban menafkahi keluarganya,hal ini akan
berdampak buruk tidak hanya bagi sang ayah namun juga bagi keluarganya.
b. Kehilangan orang tua :
Hubungan kita dengan
orang tua merupakan suatu hubungan yang unik. Oleh sebab itu pasangan
diharapkan bisa memahami makna kehilangan ini. Misalnya dengan berusaha
menggantikan posisinya demi mendukung pasangan. Antara lain dengan cara selalu
berada di dekatnya, menjadi pendengar yang baik, dan selalu siap membantunya.
c. Kemiskinan :
Dalam
hal ini mungkin semua orang menderita mengalami kemiskinan. Namun miskin
disini bukan miskin melarat melainkan hidup pas-pasan.bagi sebagaian
orang hidup seperti itu tidak enak namun bagi orang lain mungkin hidup seperti
itu lebih baik dari pada berlimpah harta namun anggota keluarga tidak
bahagia,semua di atur oleh uang,sibuk dengan tugas masing”,tidak
adakomunikasi.hal itu di buktikan dengan adanya kata-kata ” makan ga makan
yang penting kumpul”.
d. Bencana :
Tidak ada yang dapat
menghindari sebuah bencana yang diberikan oleh Allah SWT. Bencana yang datang
dapat menghilangkan sebagian ataupun seluruh harta benda yang ada, bahkan
dapat mengakibatkan kehilangan anggota keluarga. Trauma yang diakibatkan oleh
bencana juga sulit untuk dipulihkan. Hal ini membutuhkan banyak waktu untuk
seseorang kembali bangkit dan hidup normal dengan membangun kehidupannya
seperti sedia kala.
B.
SIKSAAN
Pengertian Siksaan :
Penderitaan biasanya
disebabkan oleh siksaan. Siksaan biasa dirasakan pada badan atau jasmani dan
juga dapat berupa siksaan jiwa atau rohani. Siksaan yang dialami mia dalam
kehidupan sehari-hari banyak terjadi dan banyak dibaca di berbagai media massa.
Bahkan kadang-kadang ditulis di halaman pertama dengan judul huruf besar dan
kadang disertai gambar-gambar.
Siksaan atau
penyiksaan (Bahasa Inggris: torture) digunakan untuk merujuk pada penciptaan
rasa sakit untuk menghancurkan kekerasan hati korban. Segala tindakan yang
menyebabkan penderitaan, baik secara fisik maupun psikologis, yang dengan
sengaja dilakukkan terhadap seseorang dengan tujuan intimidasi, balas dendam,
hukuman,pemaksaan informasi, atau mendapatkan pengakuan palsu untuk propaganda
atau tujuan politik dapat disebut sebagai penyiksaan.
Siksaan dapat
digunakan sebagai suatu cara interogasi untuk mendapatkan pengakuan. Siksaan
juga dapat digunakan sebagai metode pemaksaan atau sebagai alat untuk
mengendalikan kelompok yang dianggap sebagai ancaman bagi suatu pemerintah.
Sepanjang sejarah, siksaan telah juga digunakan sebagai cara untuk
memaksakanpindah agama atau cuci otak politik.
Penyiksaan hampir
secara universal telah dianggap sebagai pelanggaran berat hak asasi mia,
seperti dinyatakan Deklarasi Hak Asasi Mia. Para penandatangan Konvensi Jenewa
Ketiga dan Konvensi Jenewa Keempat telah menyetujui untuk tidak melakukan
penyiksaan terhadap orang yang dilindungi (penduduk sipil musuh atau tawanan
perang) dalam suatu konflik bersenjata.
Penanda tangan UN Convention Against Torture
juga telah menyetujui untuk tidak secara sengaja memberikan rasa sakit atau
penderitaan pada siapapun, untuk mendapatkan informasi atau pengakuan,
menghukum, atau memaksakan sesuatu dari mereka atau orang ketiga. Walaupun
demikian, organisasi-organisasi seperti Amnesty International memperkirakan
bahwa dua dari tiga negara tidak konsisten mematuhi perjanjian-perjanjian.
Phobia :
Secara umum, phobia
adalah rasa ketakutan kuat (berlebihan) terhadap suatu benda, situasi, atau
kejadian, yang ditandai dengan keinginan untuk ngejauhin sesuatu yang ditakuti
itu.Bedanya sama rasa takut biasa adalah, hal yang ditakuti sebenarnya nggak
menyeramkan untuk sebagain besar orang.
Phobia terjadi karena
adanya faktor biologis di dalam tubuh, seperti meningkatnya aliran darah dan metabolisme
di otak. Bisa juga karena ada sesuatu yang nggak normal di struktur otak. Tapi
kebanyakan psikolog setuju, phobia lebih sering disebabkan oleh kejadian
traumatis.
Kalo sudah parah,
penderitanya bisa terserang panik saat ngeliat hal yang dia takutin. Sesak
nafas, deg-degan, keringat dingin, gemetaran, bahkan sampai tidak bisa
menggerakkan badannya.
Sama seperti
jenisnya, ternyata penyebab phobia juga macam-macam. Analisa yang pertama
karena adanya faktor biologis di dalam tubuh, seperti meningkatnya aliran darah
dan metabolisme di otak. Bisa juga karena ada sesuatu yang nggak normal di
struktur otak. Tapi kebanyakan psikolog setuju, phobia lebih sering disebabkan
oleh kejadian traumatis seperti yang dialami Rachel Green Kabarnya ,beberapa
hari setelah bom bali meledak para korbannya yang selamat, jadi phobia sama api
dan suara keras.
Kejadian traumatis,
seperti inilah yang jadi penyebab phobia paling umum. Masih ada penyebab
lainnya yang dianalisa oleh psikolog, yaitu phobia juga bisa terjadi karena
budaya. Seperti di Jepang, Cina dan Korea, masyarakatnya takut banget sama
angka 4 (tetraphobia) sedangkan di Italia takut sama angka 17 yang dianggapnya
angka sial! Memang nggak rasional, tapi bener-bener terjadi .
Jenis phobia pun
macam-macam, ada yang takut ketinggian, takut gelap, takut naik lift, takut
naik pesawat terbang, dll.
Contoh
Penderita Phobia :
ü Johnny Depp dan P.
Diddy juga ternyata menderita coulrophobia alias takut sama badut.
ü Mantan suami Angelina
Jolie, Billy Bob Thornton takut sama mebel antik.
Dunia medis
menganggap phobia sebagai gangguan psikologis. Dan penelitian memang
membuktikan bahwa phobia termasuk salah satu bentuk gangguan kejiwaan yang
paling sering ditemui di masyarakat dan merupakan gangguan psikologis terbesar
ketiga setelah depresi dan kecanduan alkohol.
Jenis-jenis
phobia antara lain :
·
Takut Air = Hydrophobia
·
Takut Anjing = Cynophobia
·
Takut Badut = Coulrophobia.
3 Siksaan yang sifatnya Psikis :
Sebelum ini saya
sudah membahas tentang siksaan yang berujung padang penderitaan akibat semua
siksaan yang di terima oleh seseorang,siksaan ternyata bisa berakibat pada
keadaan psikis orang yang mengalami nya,berikut ini saya akan menyebutkan
beberapa siksaan yang ternyata jika di lakukan dapat merubah psikis si orang
yang mengalaminya.
Dibawah ini 3 (tiga)
siksaan yang akibatnya bisa merubah keadaan psikis seseorang :
1.
Kebimbangan
Kebimbangan terjadi
ketika seseorang tidak dapat mengambil keputusan untuk memilih salah satu yang
bagus atau baik untuk dirinya dari beberapa pilihan yang telah ada di pikiran
nya,namun beberapa orang yang memegang teguh prinsip hidupnya maka akan lebih
singkat dalam memilih pilihan yang ada dan bahkan ia pun tidak merasa bimbang.
2.
Kesepian
Kesepian berasal dari
kata sepi yang bisa diartikan seperti sendiri, tidak mempunyai teman atau
sahabat, tidak ada suara dsb.Orang yang mengalami kesepian biasanya
slalu merasa bahwa dirinya hidup di dunia ini tanpa teman yang bisa di ajak
bicara atau bersosialisasi,salah satu faktor yang menyebabkan kesepian yaitu
kurang nya pergaulan akhirnya membuat dia malu untuk bersosialisasi dengan
teman dan orang sekitarnya,berujung pada rasa kesepian.
3.
Ketakutan
Rasa takut slalu
menjadi perasaan yang menyiksa bathin si penderita nya.selama seseorang
tersebut merasa ketakutan,orang tersebut merasa sangat menderita dan berfikir
akan melakuakn apapun agar ia bisa lepas dari rasa takutnya,menurut saya rasa
takut jika di biarkan maka lama kelamaan akan berujung pada kekalutan
mental,bahkan bisa menjadi gangguan kejiwaan atau GILA.
Penyebab Seseorang Merasa Ketakutan :
Pada saat ketakutan,
seseorang bisa gemetar dan gugup. Susunan kata-katanya menjadi kacau balau.
Sering salah-salah ucap. Kadang bulu kuduk merinding. Tidak berani melihat
objek yang membuat takut. Terduduk gemetar dan diam. Tidak berani saling
menatap mata. Kadang juga kabur menjauh dari hal yang menakutkan.
Ekspresi takut sangat
kentara. Sekurang-kurangnya orang akan menunjukkan kegelisahan. Begitu kuatnya
dorongan fisiologis dari rasa takut sehingga orang banyak memberikan perhatian
terhadap emosi ini. Hal-hal yang dapat menyebabkan seseorang menjadi ketakutan
yakni:
§Claustrophobia dan
Agoraphobia : Claustrophobia adalah rasa takut terhadap ruangan tertutup.
§ Agoraphobia : Rasa
takut berada di tempat terbuka.
§ Gamang : Ketakutan
apabila seseorang berada di tempat tinggi.
§ Kegelapan : Takut
bila berada di tempat gelap.
§ Kesakitan : Ketakutan
yang disebabkan oleh rasa sakit yang akan dialami.
§ Kegagalan : Ketakutan
dari seseorang yang disebabkan karena merasa bahwa apa yang akan dijalankan
mengalami kegagalan.
Ada
empat kategori takut yang berbeda, yakni :
1. Takut pada kejadian
interpersonal. Misalnya takut dikritik, ditolak, berkonflik, dan diserang orang
lain.
2. Takut karena
permasalahan eksistensial. Misalnya takut pada kematian, luka badan, darah,
pembedahan, dan penyakit.
3. Takut pada binatang.
Misalnya takut pada binatang buas, pada berbagai jenis serangga, dan pada
beragam jenis reptil, seperti ular.
4. Takut yang
berhubungan dengan tempat. Misalnya takut pada keramaian, takut pada
ketinggian, takut pada tempat tertutup, takut melakukan perjalanan sendirian,
dan lainnya.
C. KEKALUTAN MENTAL
Pengertian Kekalutan Mental :
Pengertian kekalutan
mental merupakan suatu keadaan dimana jiwa seseorang mengalami kekacauan dan
kebingungan dalam dirinya sehingga ia merasa tidak berdaya. Saat mendapat
kekalutan mental berarti seseorang tersebut sedang mengalami kejatuhan mental
dan tidak tahu apa yang mesti dilakukan oleh orang tersebut.
Dengan mental yang
jatuh tersebut tak jarang membuat orang yang mengalami kejatuhan mental menjadi
tak waras lagi atau gila. Karena itu orang yang mengalami kejatuhan atau
kekalutan mental seharusnya mendapat dukungan moril dari orang-orang dekat di
sekitarnya seperti orangtua, keluarga atau bahkan teman-teman dekat atau
teman-teman pergaulannya. Hal tersebut dibutuhkan agar orang tersebut mendapat
semangat lagi dalam hidup.
Gejala-gejala seseorang mengalami kekalutan mental
:
Gejala-gejala
permulaan pada orang yang mengalami kekalutan mental adalah sebagai berikut :
1. Jasmaninya sering
merasakan pusing-pusing, sesak napas, demam dan nyeri pada lambung.
2. Jiwanya sering
menunjukkan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, dan mudah
marah.
Tahap-tahap gangguan kejiwaan :
1. Gangguan kejiwaan
akan nampaak dalam gejala-gejala kehidupan penderita, baik pada jasmani maupun
rohaninya.
2. Usaha mempertahankan
diri dilakukan dengan cara negatif (escape mechanism), yaitu mundur atau lari
(menghindarkan diri), sehingga cara bertahan dirinya tentu salah.
Hal ini akan berbeda
apabila terjadi pada orang yang tidak menderita gangguan kejiwaan, yang apabila
menghadapi pesoalan justru akan segera memecahkan persoalan sehingga tidak
menekan perasannya. Jadi, bukan melarikan diri dari persoalan, tetapi melawan
atau memecahkan persoalan (problem solving).
3. Kekalutan merupakan
titik patah (mental breakdown), dan yang bersangkutan mengalami disorder (tidak
semestinya atau gangguan).
Sebab-Sebab timbulnya kekalutan mental :
1. Kepribadian yang
lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna. Hal-hal tersebut
sering menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri, yang berangsur akan
menyudutkan kedudukannya dan menghancurkan mentalnya. Hal ini banyak terjadi
pada orang-orang melankolis.
2. Terjadinya konflik
sosial-budaya akibat adanya norma yang berbeda antara yang bersangkutan dan
yang ada dalam masyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri lagi,
misalnya orang dari pedesaaan yang telah mapan sulit menerima keadaan baru yang
jauh berbeda dari masa lalunya yang jaya.
3. Cara pematangan
bathin yang salah dengan memberikan reaksi berlebihan terhadap kehidupan
sosial; overacting sebagai overkompensasi dan tampak emosional. Sebaliknya ada
yang underacting sebagai rasa rendah diri yang lari ke alam fantasi.
Proses-proses kekalutan mental :
Proses-proses
kekalutan mental yang dialami oleh sesorang dapat mendorongnya ke arah berikut
ini :
·
Positif, bila trauma (luka jiwa) yang dialami
seseorang akan dijawab secara baik sebagai usaha agar tetap survive dalam
hidup. Misalnya, melakukan shalat Tahajud bagi umat Islam waktu malam hari
untuk memperoleh ketenangan dan mencari jalan keluar untuk mengatasi kesulitan
yang dihadapi, atau melakuka kegiatan yang positif setelah kejatuhan dalam
kehidupan (Dalam pepatah dikatakan; Hendaknya jatuh tupai janganlah sampai
jatuh tapai!).
·
Negatif, bila trauma yang dialami tidak dapat
dihilangkan, sehingga yang bersangkutan mengalami frustrasi, yaitu tekanan
batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan. Bentuk frustrasi yang
dialami orang dewasa antara lain sebagai berikut :
1. Agresi, serangan berupa
kemarahan yang meluap akibat emosi yang tidak terkendalikan. Secara fisik
berakibat mudah terjadinya hipertensi (tekanan darah tinggi), atau melakukan
tindakan sadis yang dapat membahayakan orang sekitarnya.
2. Regresi, kembali pada pola
reaksi yang primitif atau kekanak-kanakan (infantil), misalnya dengan
menjerit-jerit, menangis sampai meraung-raung dan merusak barang-barang.
3. Fiksasi, peletakan atau
pembatasan pada satu pola yang sama (tetap), misalnya dengan membisu,
memukul-mukul dada sendiri dan membentur-benturkan kepala pada benda keras.
4. Proyeksi, usaha mendapatkan,
melemparkan atau memproyeksikan sikap-sikap sendiri yang negatif pada orang
lain. Kata pepatah : awak yang tidak pandai menari, dikatakan lantai yang
terjungkat.
5. Indentifikasi, menyamakan diri
dengan seseorang yang sukses dalam imajinasi, misalnya dalam kecantikan, yang
bersangkutan menyamakan dirinya dengan bintang film, atau dalam soal harta
kekayaan dengan pengusaha kaya yang sukses.
6. Narsisme, self love yang
berlebihan sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebih superior dari pada
orang lain.
7. Autisme, gejala menutup diri
secara total dari dunia riil, tidak ingin berkomunikasi dengan orang luar, dan
merasa tidak puas dengan fantasinya sendiri yang dapat menjurus pada sifat yang
sinting.
Oleh karena
itu, penderita kekalutan mental lebih banyak terdapat dalam lingkungan :
1. Kota-kota besar
banyak memberikan tantangan-tantangan hidup yang berat, sehingga orang merasa
dikejar-kejar dalam memenuhi keperluan hidupnya. Akibatnya, sebagian orang
tidak mau tahu penderitaan orang lain, timbullah egoisme yang merupakan salah
satu ciri masyarakat kota.
2. Anak-anak usia muda
tidak berhasil dalam mencapai apa yang dikehendaki atau diidam-idamkan, karena
tidak berimbanganya kemampuan dengan tujuannya, dan karena belum berpengalaman.
Orang-orang usia tua pun sering mengalami penderitaan dalam kenyataan hidupnya,
akibat norma lama yang dipegangnya secara teguh sudah tidak sesuai dengan norma
baru yang tengah berlaku.
3. Wanita umumnya lebih
mudah merasakan suatu masalah dan memendamnya di dalam hati (introver). Namun,
sulit mengeluarkan perasaannya tersebut, sementara mereka memiliki kondisi
tubuh yang lebih lemah. Hal ini mengakibatkan mereka banyak memendam masalah
dalam hati, sehingga tidaklah mengherankan kalau kaum wanita banyak yang
menjadi penderita psikosomatik (penyakit akibat gangguan kejiwaan) dari pada
kaum pria.
4. Orang-orang yang
tidak beragama tidak memiliki keyakinan bahwa diatas dirinya ada kekuasaan yang
lebih tinggi sehingga sikap pasrah pada umumnya tidak dikenalnya. Dalam keadaan
yang sulit, orang seperti ini mudah sekali megalami penderitaan, diperkirakan bahwa
jumlah penderita golongan ini mencapai 40 %.
5. Orang yang terlalu
mengejar materi, seperti pedagang dan pengusaha, selalu memiliki sifat ‘gigiah’
dalam memperoleh tujuan kegiatanya, yaitu mencari untung sebanyak mungkin.
Mereka adalah kaum materialis dan biasanya mengabaikan masalah spiritual yang
justeru membuat seseorang pasrah pada saat-saat tertentu.
Cara-cara
untuk menghindarkan diri dari frustrasi antara lain adalah sebagai berikut :
1. Seseorang harus
memelihara kesehatan jiwa (mental health) yang memiliki ciri-ciri seperti
memelihara tujuan hidup, bergairah namun tetap serta harmonis, ada keseimbangan
antara kemampuan dan tujuan, memiliki integrasi dan regularisasi tehadap
struktur kepribadian, dan efisien dalam tindakan-tindakannya.
2. Melatih berpikir dan
berbuat wajar tanpa menggunakan defence mechanism atau escape mechanism yang
negatif. Artinya hanya bersifat pertahanan mundur yang pada suatu saat akan
mengakibatkan seseorang terpojok sendiri. Untuk menghindari hal tersebut, salah
satu cara yang baik adalah dengan melakukan positive thinking, yaitu suatu cara
untuk memecahkan persoalan dengan berpikir jauh ke depan (futuristis).
3. Berani mengatasi
kesulitan sebagai respons terhadap challenge (tantangan) yang dihadapi agar
dirinya survive dalam kehidupan. Keberhasilan seseorang dalam mengatasi
kesulitan yang dihadapi akan membuat dirinya menjadi puas.
4. Berkomunikasi dengan
orang lain, terutama dengan para ahli (Psikiater). Lebih dari itu adalah
menghilangkan himpitan perasaan untuk memperoleh petunjuk dalam mengatasi
kesulitan yang dihadapi, selain dengan para ahli, cara mengatasi persoalan juga
dapat dilakukan dengan berkomunikasi dengan kawan akrab. Kawan akrab dapat
diajak bertukar pikiran, sehingga bisa membantu dalam meringankan suatu
masalah, misalnya frustrasi. Dalam banyak hal, kawan akrab selalu menampung
segala rasa, terutama rasa yang tidak menyenangkan, misalnya penderitaan.
Bahkan, pada saat yang diperlukan dapat juga memberikan nasihat yang
dibutuhkan.
D. PENDERITAAN DAN PERJUANGAN
Hubungan antara penderitaan dan perjuangan :
Setiap manusia pasti
mengalami penderitaan, baik berat ataupun ringan. Penderitaan adalah bagian kehidupan
manusia yang bersifat kodrati. Karena itu terserah kapada manusia itu sendiri
untuk berusaha mengurangi penderitaan itu semaksimal mungkin, bahkan
menghindari atau menghilangkan sama sekali. Manusia adalah mahluk berbudaya
dengan budayanya itu ia berusaha mengatasi penderitaan yang mengancam atau
dialaminya. Hal ini membuat manusia itu kreatif, baik bagi penderita sendiri
maupun bagi orang lain yang melihat atau mengamati penderitaan.
Penderitaan dikatakan
sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekwensi manusia hidup, bahwa
manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan juga menderita.
Karena itu manusia hidup tidak boleh pesimis, yang menganggap hidup sebagai
rangkaian penderitaan. Manusia harus optimis ia harus berusaha mengatasi
kesulitan hidup.
Pembebasan dari penderitaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup.
Caranya ialah berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan,
masyarakat sekitar, dengan waspada, dan disertai doa kepada Tuhan supaya
terhindar dari bahaya dan malapetaka.Manusia hanya merencanakan dan Tuahan yang
menentukan. Kelalaian manusia merupakan sumber malapetaka yang menimbulkan
penderitaaan. Penderitaan yang terjadi selain dialami sendiri oleh yang bersangkutan,
mungkin juga dialami oleh orang lain. Bahkan mungkin terjadi akibat perbuatan
atau kelalaian seseorang, orang lain atau masyarakat menderita.
Penderitaan memang selalu hadir dalam kehidupan kita, tidak berarti hidup
adalah menderita / hidup adalah untuk penderitaan. namun “Hidup adalah Berjuang
karena Hidup adalah Perjuangan”. Jadi mau tidak mau kita selalu dituntut untuk
terus berjuang dlam hal apapun. dan percayalah bahwa tidak ada sesuatu yang sia
– sia. Setelah perjuangan terlaksana dan pasrah kepada Tuhan. maka dari itulah
gunanya bersosialisasi, dengan bersosialisasi
kita dapat saling membantu dalam susah maupun senang dengan sesama manusia
dalam menyelesaikan masalah dan menyelesaikan penderitaan. namun jangan lupa
disertai doa pula. Manusia hanya merencanakan selebihnya adalah kehendak Tuhan.
Waspada akan
penderitaan boleh dalam berbagai hal namun tetap kita tidak dapat menghindar
dari penderitaan, satu – satunya jalan keluar adalah dengan melewatinya. Hal
ini nampak bila ditinjau jenjang karir sejarah orang – orang besar disekitar
kita yang benar – benar berhasil oleh karena usahanya sendiri dan bantuan
Tuhan.
Penderitaan kerap
kali disebar luaskan dan diumumkan di berbagai media layaknya Surat Kabar, TV,
Radio, Internet dengan maksud mengetuk hati kita selaku pembaca dan pendengar
media untuk menggerakan rasa empati* rasa kemanusiaan agar dapat turut
berbelasungkawa atas penderitaan yang terjadi dan selaku manusia sosial yang
saling tolong menolog megggerakan hati kita untuk membantu mereka yang
menderita karena bencana, dan penderitaan lainnya.
E.
PENDERITAAN MEDIA
MASSA DAN SENIMAN
Hubungan antara penderitaan, media massa dan seniman
:
Penderitaan termasuk
realitas manusia dan dunia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang
berat, ada yang ringan. Namun peranan individu juga menentukan berat-tidaknya
intensitas penderitaan. Suatu pristiwa yang dianggap penderitaan oleh
seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu
penderitaan merupakan energi untuk bangkit kembali bagi seseorang, atau sebagai
langkah awal untuk mencpai kenikmatan dan kebahagiaan.
Dalam dunia
modern sekarang ini kemungkinan terjadi penderitaan itu lebih besar. Hal ini
telah dibuktikan oleh kemajuan teknologi dan sebagainya mensejahterakan manusia
dan senjata, peluru kendali, pabrik bahan kimia merupakan sumber peluang
terjadinya penderitaan manusia.
Beberapa sebab lain
yang menimbulkan penderitaan manusia ialah, kecelakaan, bencana alam, bencana
perang dal lain – lain.
Contoh tenggelamnya
kapal tampomas dua diperairan malasembo, jatuhnya pesawat Hercules yang
mengangkut para perwira muda di Condet, meletusnya gunung galunggung dan perak
irak dan iran.
Berita mengenai
penderitaan silih berganti mengisi lembaran Koran, berita di televise, pesawat
radio, dengan maksud supaya orang yang yang menyaksikan ikut merasakan dari
jauh penderitaan manusia. Nyatanya tidak sedikit bantuan yang datang dari
dermawan dan sukarelawan berupa material dan tenaga untuk meringankan dan
menyelamatkan mereka dari musibah ini.
Media masa merupakan
alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa – peristiwa
penderitaan manusia secara cepat kepada masyarakat. Dengan demikian masyarakat
dapat segera menilai untuk menentukan sikap antara sesame manusia terutama bagi
yang merasa simpati. Tetapi tidak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan
para seniman melalui karya seni, sehingga para pembaca, penontonnya dapat
menghayati penderitaan sekaligus keindahan karya seni. Contoh bagaimana
penderitaan seorang istri yang bernama Manohara akibat kekerasan rumah tangga
yang di filmkan dengan judul “Manohara”
Salah satu contoh
yang dialami oleh media massa adalah, pemukulan. Hal ini diakibatkan oleh sang
artis yang tidak ingin hal buruknya diungkap dimedia massa. Tidak sedikit
kerugian yang dialami oleh pejuang wartawan kita. Kerusakan kamera, hingga
penderitaan fisik yang mereka alami. Untuk itu kepolisian mengadakan
undang-undang untuk pers. Guna untuk mengantisipasi keadaan tersebut
Seniman adalah
istilah subyektif yang merujuk kepada seseorang yang kreatif, atau inovatif,
atau mahir dalam bidang seni. Penggunaan yang paling kerap adalah untuk
menyebut orang-orang yang menciptakan karya seni, seperti lukisan, patung, seni
perang, seni tarik, sastra, film dan musik. Seniman menggunakan imajinasi dan
bakatnya untuk menciptakan karya dengan nilai estetik. Ahli sejarah seni dan
kritikus seni mendefinisikan seniman sebagai seseorang yang menghasilkan seni
dalam batas-batas yang diakui.
F.
PENDERITAAN DAN
SEBAB-SEBABNYA
Sebab-sebab timbulnya penderitaan :
Penyebab penderitaan
banyak disebabkan oleh berbagai hal di bawah ini :
a. Hubungan tidak baik
antara manusia dengan manusia yang mengakibatkan penderitaan didasari rasa
dengki, iri, sakit hati, kejam serta alasan lain yang mendasari perbuatan buruk
manusia lain terhadap sesama yang dapat memicu penderitaan entah itu dari
korban yang mengalami maupun pelaku yang mengalami derita.
b. Hubungan tidak baik
antara manusia dengan Alam yang mengakibatkan bencana, kurangnya kesadaran
manusia untuk merawat alam dan bahkan manusia yang sengaja merusak alam dengan
ketamakan hanya karena masalah uang sehingga terjadi berbagai becana seperti
Longsor.
c. Penderitaan karena
cobaan, disini kita dituntut akan kesetiaan kita melalui suatu cobaan dan
percayalah bahwa Tuhan tidak akan meberikan suatu cobaan diluar kemampuan
umat-Nya.
berbagai pengaruh
dari penderitaan dapat dikategorikan bersifat positif dan negatif tergantung
dari bagaimana manusia menghadapi kenyataan ini, apabila menyikapi secara
positif dengan mudah ia bisa menepis pegaruh penderitaan itu dengan contoh
motto yang telah saya berikan bahwa “Hidup adalah Berjuang karena Hidup adalah
Perjuangan”. jadi dia bisa kuat menghadapi penderitaan da selalu berusaha kuat
untuk menghadapi penderitaan.
Lawannya adalah sikap
negatif dalam menghadapi penderitaan, ini efek terparahnya yakni penyesalan,
minder berlebihan, tidak bahagia, selalu putus asa manusia mudah meyerah dalam
hidup dan tidak sedikit yang lebih memilih mati meskipun mati bukanlah cara
untuk menyelesaikan penderitaan.
G. PENGARUH PENDERITAAN
Pengaruh yang akan terjadi pada seseorang jika
mengalami penderitaan :
Orang yang mengalami
penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bemiacam-macam dan sikap dalam
dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negatif.
Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus
asa, ingin bunuh diri. Sikap ini diungkapkan dalam peribahasa “sesal dahulu
pendapatan, sesal kernudian tak berguna”, “nasi sudah menjadi bubur”.
Sikap positif yaitu
sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian
penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dart penderitaan, dan
penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan.
Apabila sikap negatif
dan sikap positif.ini dikomunikasikan oleh para seniman kepada para
pembaca, penonton, maka para pembaca, para penonton akan memberikan
penilaiannya. Penilaian itu dapat berupa kemauan untuk mengadakan perubahan
nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat dengan tujuan perbaikan keadaan. Keadaan
yang sudah tidak sesuai ditinggalkan dan diganti dengan keadaan yang lebih
sesuai. Keadaan yang berupa hambatan harus disingkirkan.
Pengaruh yang akan
terjadi pada seseorang jika mengalami penderitaan biasanya hubungan dia dengan
orang lain terganggu , Sifat mental dia mengalami gangguan dan menghancurkan
kehidupanya.
Orang yang mengalami
penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam – macam dan sikap dalam
dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negatif.
Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus
asa, ingin bunuh diri. Sikap ini diungkapkan dalam peribahasa “sesal dahulu
pendapatan, sesal kemudian tak berguna”, “nasi sudah menjadi bubur”. Kelanjutan
dari sikap negatif ini dapat timbul sikap anti, misalnya anti kawin atau tidak
mau kawin, tidak punya gairah hidup.
Sumber :
0 komentar:
Posting Komentar